Mungkin belum semua kita sadar tentang keberadaan gravel bike, apa itu, untuk apa, buat siapa? Di artikel ini, kita akan melihat lebih dalam tentang gravel bike.
Semakin sering kita lihat, sepeda balap dengan disc brake (rem cakram), atau sepeda balap yang dibawa ke jalan-jalan tanah/offroad, kemungkinan besar yang kita lihat itu bukanlah sepeda balap, tetapi gravel bike. Apakah kamu pernah bersepeda dengan road bike, mau masuk ke jalan batu/tanah tapi ragu-ragu? Mungkin sepeda gravel ini cocok buat kamu.
Gravel bike bertumbuh secara pasti beberapa tahun belakang ini, tidak hanya di luar negeri, tetapi juga di Indonesia. Produsen-produsen sepeda besar maupun kecil, sudah mulai memproduksi lebih banyak lagi gravel bike, untuk memenuhi permintaan pasar.
Gravel Bike
Gravel kalau diterjemahkan langsung artinya kerikil. Gravel/kerikil adalah bebatuan kecil, hasil dari fragmentasi batuan besar baik secara geologi maupun buatan, dengan ukuran 2mm sampai 63mm. Di Indonesia, jalan berkerikil ini juga dikenal dengan istilah jalan makadam, jalan yang kadang diperhalus lagi permukaannya dengan pasir/tanah atau kerikil. Tidak susah untuk mencari jalan seperti ini, dan disitulah peruntukan gravel bike atau sepeda gravel.
Sepeda balap biasa tentu tidak begitu nyaman ketika dipakai pada jenis jalan offroad yang seperti di atas. Sehingga sepeda balap harus dimodif pada beberapa komponennya agar bisa lebih nyaman dan efisien pada jalan offroad, sehingga jadilah sepeda gravel. Jalan offroad yang dimaksud bukanlah jalan dengan batu-batu besar yang bergelombang dan ekstrim, tetapi jalan berbatu/tanah yang masih dalam kategori rata. tetapi apa beda sepeda gravel dengan sepeda hybrid?
Gravel bike vs Hybrid bike
Sepeda hibrid (hybrid bike) juga merupakan sepeda yang mengkombinasikan sepeda balap dengan sepeda gunung. Lalu, apa perbedaan sepeda hybrid dengan sepeda gravel?
Secara penampakan, sepeda hibrid lebih cenderung terlihat seperti sepeda gunung (MTB), karena memakai stang (handlebars) lurus, dan beberapa juga memakai suspensi sepeda. Sepeda gravel (gravel bike) penampakannya lebih seperti sepeda balap, karena memakai stang (handlebars) yang drop (melengkung ke bawah), dan kebanyakan tidak memakai suspensi peredam guncangan.
Baca terus ke bawah untuk melihat hal-hal apa saja yang membuat sepeda gravel berbeda dengan sepeda balap, sepeda gunung, dan sepeda hybrid. Sepeda balap yang harganya murah atau mahal, lebih banyak memakai rim brake daripada disc brake, sedangkan sepeda gravel hampir semuanya memakai disc brake.
Gravel Bike vs Cyclocross
Secara penampakan sepeda cyclocross dan sepeda gravel mungkin sama. Tetapi sebenarnya ada beberapa detail kecil yang berbeda pada sepedanya. Pada prinsipnya cyclocross lebih dimaksimalkan untuk perlombaan sepeda cyclocross (perlombaan khusus sepeda perpaduan onroad dan offroad), jadi lebih fokus untuk mengutamakan kecepatan daripada kenyamanan. Sedangkan sepeda gravel, bukan untuk perlombaan tetapi lebih untuk berpetualang, mencoba sensasi baru, tetapi juga tidak melupakan kecepatan tetapi juga kenyamanan bersepeda.
Geometri sepeda cyclocross lebih racing, umumnya balapan cyclocross berlangsung 2 jam, jadi posisi tubuh lebih dimaksimalkan untuk memacu sepeda, seperti chainstay dan wheelbase yang lebih pendek. Gemoetri sepeda gravel tidak seaerodinamis sepeda balap, posisi tubuh lebih tegak agar mendapatkan penglihatan lebih bagus pada jalan tanah yang memiliki rintangan yang lebih dinamis dibandingkan jalan aspal. Hal lainnya seperti lebar ban pada sepeda cyclocross, elite cross racers (mengikuti regulasi UCI) dibatasi lebar bannya sampai 33 mm. Sedangkan pada sepeda modern gravel bike, paling tidak tire clereancenya 40mm. Dengan memakai ban yang lebih lebar, tekanan udara bisa dikurangi, sehingga sepeda rasanya lebih empuk.
Apa yang membuat sepeda gravel berbeda
Sepeda gravel juga memungkinkan pemakaian dan kombinasi komponen yang beragam seperti sepeda balap, ban tipis 700C, yang tebal 650B, atau yang besar 29″, single chainring atau double chainring, beberapa memakai rangka yang super ringan atau ada juga yang super kuat.
Di segmen sepeda gravel, semuanya mungkin dan pabrikan menggunakan istilah seperti adventure bikes, monster cross, all-road, road plus di portofolio produk mereka. Istilah-istilah ini ingin mendefinisikan karakter khusus dari masing-masing sepeda dan mengidentifikasi bidang aplikasi mereka ang berbeda dari sepeda lain. Tetapi semua sepeda gravel didesain dengan pemikiran yang sama: bersepeda cepat di semua medan. Dan tentu saja, ada berbagai macam penggunaan untuk masing-masing pilihan sepeda khusus.
- Ringan dan cepat
Sepeda gravel dirancang menjadi sepeda yang ringan dan paling cepat pada area bersepeda yang berbeda. Sebagai pesepeda, kita tidak harus menjadi pesepeda yang kuat dan cepat untuk memakai sepeda gravel, karena secara desain, sepeda ini sudah cepat dari sananya. Sepeda ini dirancang dengan konsep yang minimalis, aerodinamis, ringan, dan ergonomis untuk di jalan mulus dan jalan berkerikil. Mungkin sepeda gravel bukan yang paling ringan, tetapi beratnya juga diatur seringan mungkin agar masih nyaman untuk jalan yang tidak rata. - Kemana saja
Satu lagi alasan menarik untuk memakai sepeda gravel. Jalur tanah dan offroad ringan mungkin jika dilewati dengan sepeda gunung terasa membosankan. Tetapi dengan sepeda gravel, melibas jalan itu dengan kecepatan tinggi merupakan kesenangan tersendiri. Kecuali untuk jalan yang memang bukan untuk jalan kendaraan, batas eksplorasi dari sepeda gravel ini hanya dengkul dan nyali. Bahkan kalau hanya menyebrang parit, sungai kecil, atau rintangan pendek, sepeda gravel bisa diangkat. Untuk merk-merk terkemuka, biasanya beratnya cuma 7-9 kilogram (carbon, titanium, aluminium), beberapa yang berbahan steel bisa sampai 11 kilogram. - Menikmati sepeda dan suasananya
Bagian terpenting dan prinsipal dari sepeda gravel dan sepeda jenis lainnya, sepeda itu tentang kesenangan dan menikmatinya, bukan sekedar tentang performa. Tentu saja setiap orang memiliki pandangan yang berbeda tentang hal ini, sepeda gravel bukanlah untuk menggenjot sepeda sekuat mungkin, sprint dan mengejar semua sepeda di depan, sepeda gravel tentang semangat berpetualang, menikmati suasana berbeda dengan cara yang baru. Bukan untuk mencatatkan 250km pada Strava, tetapi menikmati dan menceritakan 3 jam petualanganmu pada jalan yang tidak dilalui semua orang, disitulah bagian yang menarik dari sepeda gravel.
Kategori Sepeda Gravel
Secara penampakan sepeda gravel lebih terlihat seperti sepeda balap yang berotot, dan secara rasa agak mirip dengan sepeda gunung XC (Cross Country). Tetapi pengaruh dari komponen-komponen pada sepeda gravel akan membuat sepeda dengan spesialisasi yang berbeda-beda. Ada dua kategori utama dalam sepeda gravel yaitu:
- Backroad Gravel-bikes
Sepeda gravel ini terlihat mirip sekali dengan sepeda balap (road bike), dan paling banyak beredar di pasaran. Berat sepeda ini biasanya cukup ringan dan lincah, serta bentuk geometri rangka sepeda yang mengambil bentuk sepeda balap klasik atau endurance. Kebanyakan memakai ban ukuran 700C, dengan lebar 40C, dan tapak ban tanpa profil. Sepeda ini dirancang untuk area lebih dominan di aspal (tarmac), gravel, dibandingkan jalan tanah atau jalan berdebu. - Adventure Gravel-bikes
Pada kategori sepeda gravel adventure, pengaruh gaya sepeda gunung lebih tegas. Dengan memakai ban dengan profil yang lebih agresive, dengan lebar berkisar di antara 1.9″ ke 2.1″, dikombinasikan dengan roda berukuran 27.5″ atau 29″. Sepeda gravel ini lebih mengutamakan performa pada jalan offroad, dari berpetualang di jalan kampung sampai touring pada jalan offroad.
Walaupun begitu, sepeda ini jauh lebih cepat dari pada sepeda gunung di jalan aspal, jalan makadam atau jalan tanah biasa. Ada beberapa yang memiliki fitur tambahan untuk tempat khusus untuk penempatan tas sepeda, rak, pannier, dan sebagainya.
Sepeda gravel jenis adventure hadir dengan head angle yang lebih landai, dan handlebars lebih kokoh dan kuat, sehingga meningkatkan kepercayaan diri pada jalan yang berbukit.
Sepeda gravel menjadi sepeda yang istimewa karena menggabungkan kelebihan sepeda balap dengan kelebihan sepeda gunung, dengan menggunakan kombinasi komponen dan desain keduanya, sehingga kita mendapatkan sepeda yang amphibi, efektif di jalan aspal tetapi juga tangguh di jalan tanah.
Ukuran sepeda
Sistem ukuran sepeda gravel tidak jauh berbeda dengan sepeda balap. Kalau kita memakai sepeda balap dengan ukuran 54 cm, maka sepeda gravel yang cocok ada di ukuran yang sama. Beberapa sepeda gravel juga memakai ukuran XS-S-M-L-XL, atau hanya terbatas pada beberapa ukuran saja. Bersepeda pada jalan onroad dan offroad sebenarnya akan membuat posisi tubuh yang tidak akan diam di satu tempat, pasti akan berubah-ubah sepanjang perjalanan.
Jadi untuk ukuran sepeda, tidak terlalu berpengaruh selama tidak terlalu kekecilan atau tidak terlalu kebesaran. Kalau posisi ideal yang paling nyaman ada di antara dua ukuran sepeda, pilih yang lebih besar kalau akan lebih sering bersepeda untuk perjalanan panjang/jauh, agar badan bisa lebih rileks, dan bisa memuat barang kalau banyak bawaan. Tetapi jika sepeda lebih sering dipakai untuk perjalanan pendek dan cepat, lebih baik mengambil ukuran sepeda yang lebih kecil.
Bahan rangka sepeda
Sama seperti sepeda lainny, sepeda gravel juga tersedia dalam beragam pilihan bahan dasar rangka sepeda. Walaupun begitu, pemakaian rangka aluminium tidak sebanyak rangka yang terbuat dari karbon ataupun baja (steel). Titanium juga dipakai pada sepeda gravel kelas atas.
- Aluminium
Rangka aluminium adalah bahan rangka yang mudha dan murah untuk diprodukdi. Walaupun tidak sekuat karbon, tetapi memiliki tingkat kekakuan yang mirip. Pada sepeda balap, tingkat kekakuan dari rangka aluminum mungkin tidak begitu terasa, tetapai pada sepeda gravel akan menjadi masalah. Mengkombinasikan dengan fork karbon, dan memakai bahan aluminium campuran (alloy) akan meningkatkan performa sepeda gravel, bisa menjadi pilihan untuk rangka dengan harga yang cukup murah. - Carbon
Ratio berat dan kekuatan material karbon memang luar biasa, untuk mendapatkan kekuatan yang sama atau bahkan lebih kuat dari material alloy, material carbon membutuhkan lebih sedikit bahan, yang membuatnya jauh lebih ringan dari bahan alloy dengan kekuatan yang lebih besar. Proses pencetakan rangka karbon juga lebih mudah dikostumisasi, sehingga desain sepeda yang komplex lebih mudah untuk didapatkan. Seperti membuat bentuk yang flexibel dengan perbedaan tebal-tipis rangka sepeda, bottom bracket yang lebih berat atau lebh kuat, bisa dikostumasi dengan baik pada pencetakan rangka sepeda karbon.
Kekurangan material karbon adalah keretakan pada rangka tidak akan terlihat langsung, karena material karbon tidak bisa bengkok tapi langsung patah, walaupun memang membutuhkan tekanan atau bantingan yang sangat kuat untuk mematahkan material karbon. Perbaikannya juga membutuhkan skill dan peralatan sepeda khusus yang lebih mahal dari pada meluruskan frame aluminium yang bengkok.
Produsen atau pembuat rangka karbon juga harus yang berskill dan berpengalaman untuk mendapatkan rangka karbon yang benar-benar maksimal kekuatannya. - Steel
Bahan baja memang sangat tangguh. Namun, kualitas redaman, berat, ketahanan, dan kekakuannya bergantung pada jenis tabung (tube) dan kombinasi material campurannya. Dari material campuran yang murah, tube CrMo kokoh dan tebal, sampai Reynolds 953 atau Columbus XCr ayng tipis dan elegan. Semua tersedia sesuai dengan harga yang diinginkan. Sepeda dari pabrikan yang lebih besar biasanya memiliki tubing yang lebih kuat dan lebih berat dengan ban off-road yang lebih tebal. - Titanium
Titanium biasanya bahan paling mahal yang bisa kita beli. Rangka sepeda titanium terlihat sangat ramping dan menawarkan sejumlah kelebihan yang membuatnya sangat populer. Titanium lebih ringan dari baja, sama kuat dan menawarkan kualitas redaman yang lebih baik – dan tidak seperti baja, titanium bersifat anti karat/korosi.
Geometri
Geometri sepeda gravel membuat posisi dan gaya bersepeda yang lebih santai daripada sepeda balap. Head tube lebih tinggi dan sudut head tube lebih landai untuk kemudi dan kontrol yang lebih santai, tetapi di saat aygn sama mengorbankan responsif dibandingkan sepeda balap. Bottom bracket biasanya akan sedikit lebih rendah dari sepeda cyclo-cross. Sepeda gravel juga dirancang dengan jarak sumbu roda (wheelbase) yang lebih panjang, sehingga lebih stabil di jalan dan saat mengendarai permukaan yang tidak rata, dan memberikan stabilitas dan kenyamanan ekstra pada jarak yang jauh.
Top tube yang miring membuat sepeda lebih mudah berdiri di sepeda, yang berguna saat turun dari sepeda.
Ban sepeda gravel
Konsep ban baik ukuran ban, bahan, profil dan tapak, pada sepeda akan mempengaruhi tiga hal, yaitu kecepatan, cengkaraman dan kenyamanan. Tidak ada ban sepeda yang sempurna yang bisa mendapatkan nilai sempurna untuk ketiga hal tersebut, harus ada yang dikorbankan untuk meningkatkan nilai yang lainnya. Ban yang mahal mungkin memiliki nilai yang lebih bagus untuk satu atau dua, tetapi tidak akan sempurna untuk ketiga hal di atas.
Ban sepeda gravel berbeda dengan ban sepeda balap, walaupun memiliki ukuran yang sama, tetapi bahan, tapak dan lebar yang dipakai lebih agresive mendekati karakter sepeda gunung.
- 700C
Adalah ukuran klasik untuk sepeda balap, yang banyak ditemui juga pada sepeda gravel. Roda dan ban dengan ukuran 700C biasanya dikombinasikan dengan lebar 28mm sampai 40mm. Ada beberapa sepeda gravel juga yang memakai ban yang lebih lebar pada ukuran 700C tetapi dengan tapak yang khusus juga. Agak mirip dengan ban sepeda cyclocross, tapak profil ban sepeda gravel tidak memiliki knob yang panjang dan agresive, tetapi lebih datar dan persegi atau pola slot dengan jarak pusat dan lug yang lebih lebar. Ban sepeda 700C memiliki rolling resistance yang lebih kecil, dan lebih mudah untuk berakselerasi pada jalan lurus dan tikungan. Umumnya ban 700C membutuhkan tekanan udara sebesar 2.5 sampai 4 bar tergantung pada jenis ban dan area yang akan dijalani. - 650B (semi-slick)
Sering juga dikatakan sebagai “road plus”, ban ini memiliki sedikit profil dengan lebar antara 42mm sampai 50mm. Sejauh ini, belum terlalu banyak sepeda gravel yang memaki ban 650B. Ban ini umumnya memiliki jumlah thread (TPI) yang lebih tinggi, volume lebih besar, dan memberikan rasa yang lebih kenyal. Berkat volume yang lebih tinggi, tekanan udara yang lebih rendah, dan area kontak yang lebih luas, ban 650B menyerap getaran dan tekanan dengan sangat baik – sehingga mejaga kecepatan di medan yang kasar lebih baik daripada model yang lebih sempit. Roda/ban yang lebih kecil juga akan mempengaruhi kecepatan sepeda, karena jarak tempuh pada satu putaran roda yang lebih kecil akan lebih pendek dibandingkan roda yang lebih besar. Sehingga pada cadence (jumlah putaran kayuhan per satuan waktu) yang sama, jarak tempuh roda 650B akan lebih pendek dibandingkan roda 700C.
Ban 650B menawarkan tingkat kenyamanan yang tinggi pada jalan aspal kasar dan jalur kasar, tetapi tidak terlalu mencengkeram pada tanah hutan berlumpur atau tanah/rumput basah, di mana model 700C yang lebih tipis dapat memotong lapisan tanah yang lunak. Ban 650B biasanya memerlukan tekanan udara antara 2 dan 3 bar dan sangat sensitif terhadap perubahan tekanan, bahkan yang kecil.
Tekanan udara ban yang ideal pada jalan aspal, biasanya menjadi berlebihan untuk jalur berbatu, dan tekanan udara yang yang optimal pada jalur berbatu seringkali terlalu rendah untuk jalan aspal. TIdak ada cara lain selain mengatur/mengubah tekanan udara sesuai dengan medan, untuk mendapatkan performa yang maksimal pada satu are tertentu. Dengan perkembangan sepeda gravel yang terus meningkat, pemilihan ban 650B juga terus berkembang dan memberikan alternatif yang untuk model 700C. Pada beberapa sepeda, kita bisa mengkonversi ban 700C menjadi 650B atau sebaliknya. - 29 “/ 27,5” Off-road
Ukuran ban ini memang sangat identik dengan sepeda gunung. Ketika digunakan pada sepeda gravel, lebarnya biasanya antara 1,9 “dan 2,2” bahkan lebih lebar lagi. Memang profil, berat, dan ketahanan tusukan ban ini agak buruk jika memakai standar sepeda gunung, tetapi dengan pengaturan khusus untuk sepeda gravel, ban ini memungkinkan peningkatan yang signifikan dalam kemampuan di jalan offroad, dengan mengorbankan kecepatan dan rolling resistance pada permukaan yang mulus.
Sepeda dengan jenis ban ini sering dirancang untuk berpetualang dan menawarkan kombinasi terbaik untuk kecepatan, kenyamanan, dan keamanan di medan yang tidak beraspal sambil tetap cepat di jalan aspal.
Hampir semua ban dan pelek yang kita temukan di sepeda gravel saat ini sudah tubeless-ready. Keuntungannya sangat banyak: anti bocor yang lebih kuat, peningkatan kelenturan dan cengkeraman yang lebih baik, serta massa rotasi yang sedikit lebih rendah. Pemasangan tubeless juga dapat mengurangi hingga peningkatan rolling resistance sampai 10%. Sebaiknya kita membawa ban dalam cadangan pada petualangan offroad. Bergantung pada jenis ban dan tingkat kerusakannya, kit penambal ban juga dapat mempermudah mengatasi kebocoran ban sepeda tubeless. Karena panas, oksigen, dan bahkan pengaruh mekanis dapat menyebabkan sealant mengering, kita harus secara teratur memeriksa level sealant pada ban tubeless dan menambahkannya jika sudah kurang.
Tapak Ban
Ukuran ban sepeda biasanya sangat terkait dengan ukuran frame sepeda. Tetapi pada tapak ban, kita bisa memilih beragam jenis tapak ban yang akan mempengaruhi performa sepeda. Tapak ban sepeda mana yang terbaik untuk sepeda gravel? Jawabannya tergantung kepada kecocokan dengan area bersepeda dan tujuan yang kita inginkan.
Pola tapak yang berbeda akan mempengaruhi kecepatan, cengkraman, kekuatan, dan kenyamanan. Secara umum tapak gravel bike mengutamakan kecepatan, baik di jalan offroad dan offroad. Sehingga lebih mirip dengan tapak ban sepeda balap, tetapi dengan stud (gigi karet) yang lebih menonjol. Agar sepeda lebih cepat, pola stud di tengah akan lebih rapat dan stud yang jauh lebih rendah dibandingkan stud samping. Ban sepeda balap biasanya tidak memiliki stud samping, tetapi karena sepeda gravel akan dipakai di jalan offroad, maka stud samping akan memberikan perlindungan terhadap tusukan dari batu/kayu dari samping dan memberikan gigitan pada saat menikung pada jalan yang tidak rata.
Kita bisa mengganti atau memilih ban sepeda agar lebih baik sesuai dengan area kita, misalnya area yang basah atau berlumpur, area yang lebih berbatu, atau memaksimalkan kecepatan, dan lainnya.
Drivetrains / groupset sepeda gravel
Seperti yang telah kita pahami, pemakain triple chainring sudah ditinggalkan pada sepeda modern. Peningkatan kemampuan komponen, teknologi elektrik, dan cog dengan ukuran yang lebih kecil dan besar, membuat pilihan drivetrain dan groupset bagi sepeda gravel hanya untuk sistem penggerak 2x atau 1x, untuk menghasilkan sepeda yang efektif dan efisien.
- 2x (Double Chainring)
Drivetrain klasik dengan dua chainrings di depan dan cassette kecil di belakang pastinya sangat masuk akal untuk sepeda gravel. Untuk sepeda yang dipakai sebagian besar di jalan mulus, gear jumps yang lebih kecil akan lebih bermanfaat. Dalam hal ini, kita dapat menggunakan derailleurs dan shifter yang sama dengan yang kita gunakan pada sepeda balap konvensional. Namun, sangat disarankan jika menggunakan compact crank sebaiknya dikombinasikan dengan cassette 32T.
Pada Shimano Ultegra RX, menawarkan derailleur yang dilengkapi clutch (kopling), yang dapat mencegah lepasnya rantai sepeda akibat dari guncangan pada jalan tidak rata. Sementara SRAM saat ini hanya menawarkan opsi ini dengan drivetrain 1x mereka.
Salah satu kelemahan drivetrain 2-speed adalah frekuensi pemindahan gigi yang lebih sering dan juga membutuhkan perawatan yang lebih intensive, dan juga shifting chainring tidak selalu dapat diandalkan pada jalan off-road. - 1x (Single Chainring)
Di segmen sepeda gunung (MTB), drivetrain 1x (single chainring) telah menjadi norma, dan memang sudah seharusnya. Sebagian besar sepeda gravel sekarang juga mengandalkan standar yang sama. Salah satu kunci untuk sepeda single chainring yang bagus adalah mempunyai cassette dengan gear range yang besar (500% atau lebih), atau mempunyai ukuran sprocket yang lebih kecil atau lebih besar dari cassette biasa. Sehingga cassette dengan ukuran hingga 10-42 dan menawarkan gear ratio yang sama seperti drivetrain 2x, tetapi menyederhanakan perpindahan gigi secara signifikan.
Tidak hanya simple, sepeda gravel 1x drivetrains juga lebih ringan, lebih mudah untuk dipasang, dan lebih awet terhadap keausan dan kerusakan. Namun mereka juga memiliki beberapa kelemahan: lompatan gigi (gear jump) lebih besar Tetapi SRAM dan Shimano telah menawarkan sprocket dengan speed yang lebih banyak seperti groupset 12 speed yang akan menjadi standard baru termasuk untuk sepeda gravel.
Sepeda gravel single chainring memerlukan rantang gear ratio yang lebar, agar bisa bisa mendapatkan kecepatan tinggi sekaligus juga kayuhan yang ringan pada medan offroad atau tanjakan. Sehingga pemakain 12 speed pada sepeda gravel adalah pilihan yang terbaik.
Munculnya groupets elektronik telah membuka sistem drivetrain yang lebih responsif dan presisi. Shimano’s Di2 untuk MTB dan road bike tidak hanya dibuat untuk memudahkan shifting, tetapi menjamin akurasi dan presisi gearing sepeda. Pemakaian groupset elektronik lebih diutamakan pada sepeda 12 speed, karena jarak antar sprocket yang sangat sempit, membutuhkan pergeseran rantai yang mulus dan lebih presisi.
Disc Brake
Hampir semua sepeda gravel memakai disc brake dengan sistem hidrolik, untuk kekuatan pengereman yang lebih pakem, sehingga lebih meyakinkan untuk area offroad. Area basah, lumpur, pasir dan hujan tidak akan mengurangi efisiensi dari rem cakram. Sehingga pilihan rem cakram pada sepeda gravel tidak bisa ditawar lagi. Rem cakram modern tidak seberat rem cakram tradisional yang terbuat dari bahan besi yang berat, tetapi sudah memakai bahan campuran yang tidak hanya lebih ringan dan lebih kuat, tetapi juga lebih tahan panas.
Pemakaian rim brake/U-brake/V-brake akan terasa kurang maksimal karena sepeda juga akan dipakai banyak di area berdebu, becek dan berair. Jenis rem rim brake/U-brake/V-brake tidak lebih baik dibandingkan dengan rem cakram jika sudah mulai basah dan kemasukan partikel baru/debu/lumpur di antara pad rem dan pelek sepeda.
Suspensi
Peredamanan dengan ban gemuk, frame karbon dan fork suspensi bukan satu-satunya solusi. Teknologi sepeda terus berkembang, sebagai salah satu contoh yang diterapkan pada sepeda gravel adalah Future Shock System dari Specialized (yang sudah dipakai pada sebagian model Diverge dan Roubaix). Future Shock Specialized ini adalah suspensi dengan 20mm travel, diposisikan di atas head tube dan bergerak secara vertikal. Jadi ketika sepeda melwati jalan bergelombang, sepeda akan bergerak naik pada posisi stang dengan tetap menjaga momentum sepeda sehingga tidak akan mengurangi kecepatan sepeda.
Pemakaian fork suspensi pada sepeda gravel memang akan mengurangi rasa sepeda balap ketika bersepeda di jalan aspal atau jalan mulus. Tidak semua bisa bekerja dengan baik untuk sepeda gravel, mengingat salah satu tujuan sepeda gravel adalah kecepatan. Penambahan fork suspensi juga akan mengubah keseimbangan, handling, berat pada sepeda gravel, yang bisa mengurangi prinsip sebenarnya dari sepeda gravel. Salah satu yang fork suspensi yang dipakai pada sepeda gravel adalah FOX 32 AX. Fork pada sepeda gravel tidak mempunyai travel panjang, cukup untuk meredam getaran kecil saja. Pemakaian suspensi dengan travel panjang akan mengurangi efisiensi tenaga, membuat kita lebih cepat lelah, karena sebagian tenaga yang harusnya terpakai untuk mendorong sepeda akan diserap oleh suspensi.
Sistem apa pun yang dipakai pada sepeda gravel (suspensi atau non suspensi), kenyamanan tambahan tidak dapat disangkal dan akan membantu banyak orang untuk menemukan kembali kesenangan bersepeda, dan menghabiskan waktu lebih lama di sepeda.
Eyelet
Mungkin tidak terlalu terlihat, tetapi sepeda gravel biasanya memiliki lebih banyak eyelet (lubang) untuk cantolan tas, rak, pengikat, mudguard dan lainnya. Hal ini bisa memudahkan kita membawa barang yang banyak untuk pengembaraan yang jauh.
Groupset khusus Sepeda Gravel
Pada 2019 ini, SRAM yang disusul oleh Shimano meluncurkan groupset khusus untuk segmen sepeda gravel. Menandakan bahwa sepeda gravel memang akan menjadi salah satu segmen yang akan terus berkembang di masa depan. Walaupun memang kita bisa membangun atau merakit sendiri sepeda gravel, atau mengkombinasikan komponen untuk membuat sepeda gravel, tetapi kemunculan groupset khusus sepeda gravel ini lebih memeriahkan persepeda gravelan.
- SRAM eTap Red AXS
AXS adalah teknologi integrasi komponen sepeda SRAM secara elektronik dan softwaere (perangkat lunak). SRAM AXS memungkinkan pesepeda untuk melihat status baterai, mengganti settingan komponen, kontrol, jadwal perawatan, dan lainnya.
SRAM eTap Red AXS tersedia dengan 1x atau 2x sistem drivetrain.
- Shimano GRX
Shimano GRX mengutamakan ergonomi bersepeda gravelling, mengoptimasi gearing, ketahanan komponen, yang membuatnya berbeda dari groupset dan komponen kelas sepeda lainnya. Sebenarnya tidak hanya groupset drivetrain, Shimano juga mempunyai wheelset yang spesifik untuk gravel. Shimano GRX tersedia pada 10 speed, 11 speed, dan Di2. Di2 (Digital integrated intelligence) adalah teknologi smart shifting elektronik dari Shimano.
Pemakaian motor dan mengubah sepeda gavel menjadi sepeda listrik sepertinya akan menjadi trend baru pada aliran sepeda yang unik ini.
Harga Sepeda Gravel Bike
Belum banyak sepeda gravel buatan lokal yang bisa kita temui sekarang ini, bahkan saya sepertinya baru beberapa model saja, yaitu dari sepeda gravel Polygon. dan United. Sehingga pilihan yang tersedia sekarang untuk sepeda gravel lebih banyak didominasi sepeda import, tentu daja dengan harga yang lebh mahal dibandingkan sepeda lokal. Mudah-mudahan ke depannya sepeda gravel lokal akan bertambah, sehingga kita bisa mendapatkan pilihan yang lebih banyak dan harga sepeda gravel yang lebih murah.
Berikut daftar harga beberapa sepeda gravel bike.
mau tanya saya punya xstrada 6 2021, fork sudah diganti rigid dan ban g one speed 27.5 x150 , RD , FD , hidrolic brake full deore 11 speed, saya mau convert ke gravel bike kira2 yang cocok pakai brifter apa tanpa mengganti FD, RD dll?mohon masukanya
saran saya bisa pakai stang corner bar seperti Surly. mungkin bisa jadi salah satu solusi convert MTB ke Gravel tanpa ubah rem default ke brifter.
Artikel yang memukau.
Numpang tanya kak…
Untuk sepeda hybrid seperti heist, jika di upgrade jadi gravel gimana ya?
Mohon saran dan penjelasannya
om sya baru aj bermain gravel.sebelunya pakai MTB. sepdah sya banya ukuran 650bX47. yang saya mau tanyakan. seumpama sya pngen beli ban dalamya. itu ukuran berapa ya? misal maxxis ukuran berapa atau schwalbe ukuran berapa?
Hi Om mau tanya untuk sepeda gravel uk XS rekomendasi brand apa? Thank you
Maaf admin saya nanya lg disini saya yg nanya polygon cozmic rx 3.0 2x10speed mau upgrade ke dropbar ( kalo bisa menekan bujet dengan memanfaatkan groupset yg ada ) saya br keinget kan ada groupset grx untuk gravel..
Saya baca di web lain jg rd grx bisa digunakan dengan ukuran sprocket yg besar2 juga. Contoh 11-42t.. jg brake sistem grx jg sudah hydrolic disc brake.
Pertanyaan saya: apa brifter grx yg rx400 2×10 speed bisa kompatibel dengan rd xtr 10speed yg sprocketnya hanya 11-36t dan sudah menggunakan hydrolic disc brake ???
Halo om,
Iya betul, untuk GRX 11 speed support 42T, untuk yang 10 speed juga bisa sampai 36T.
jadi brifter grx rx400 2×10 ga masalah untuk 11-36T dan disc brake.
Hanya untuk RD nya, sebaiknya pakai RD GRX atau RD Tiagra medium cage, saya ga tau apakah cocok juga dengan RD MTB.
Terima kasih.
Pagi sepeda me
Thanks buat review sepeda gravel, tolong tanya :
1. Buar gravel bend R5 kalo diajak buat ngebut di jalan raya mending pakai crankset size berapa di groupset GRX 38t/40t/42t, rencana mau ganti standard crankset prowheel dari 38t ke crankset prowheel 40t, atau ada rekomendasi crankset pakai berapa T ?
2. Kalo bawaan sprocket 11/42t mending dibiarin atau diganti ke spec lain untuk ngebut di jalan raya?
3. Untuk wheelset masih menggunakan 650b, rencana mau ganti wheelset yg loncer apakah ada rekomendasi brand untuk tipe 650 / 700?
4. Kalo ban apakah betul gravelking sk panaracer jauh lebih enak di pakai di jalan raya daripada wtb venture dengan size yang sama ( sama sama 650b x 47 )
5. Apakah gravel bike menggunakan dropbar flare 16 derajat lebih rekomen daripada standar dropbar standard bawaan bend r5
6. Perlukah mengganti dropbar, stem dan seatpost yang semula alloy dengan carbon semua ?
Terima kasih sepeda me
Halo om,
Kayanya mainnya lebih banyak di jalan raya ya om.
1. Nanggung naik ke 40T, apalagi untuk ngebut di jalan raya lebih enak pakai 42T. Pas nanjak aja lebih berat dikit dari yang dipakai sekarang, tapi gear ratio 1 (42/42) untuk nanjak udah oke harusnya.
2. Dibiarin aja om, nambah ukuran chainring harusnya udah membantu. Kalau mau upgrade pun ke ukuran 10T, Shimano belum support untuk GRX atau RB groupset.
3. Kalau mau lebih ngebut sih Bend R5 sih kayanya bisa pakai rim 700, tapi pakai ban yang lebih tipis supaya masih ada ruang di frame/ban belakang. Untuk merknya tergantung budget nya om, rentang harga wheelset bisa banyak bgt.
4. Ya, WTB Venture lebih efektif untuk off roadnya.
5. Kalau lebih banyak di off roadnya, flared dropbar akan lebih membantu. Kalau di jalan raya mending yang sempit.
6. Kynya belum perlu om, kalau om udah upgrade yang di atas sih udah banyak ngebantu. Kalau mau ngurangin beban, rak-rak nya aja dicopotin, udah lumayan tuh om.
Terima kasih juga udah mampir om.
emang kalau mau punya satu sepeda untuk semua, sepertinya enak gravel. kendalanya cuma satu, harga groupset dengan cakram hidrolis itu bisa beda 3 juta dengan groupset yg non cakram atau cakram mekanis
Oom keren artikelnya, sangat membantu. Terima kasih.
Saya nubie pakai Marin Nicasio, Mau tanya 2 hal tentang ban:
1. Saya mau ganti ban bawaannya yang 700×30 ke 700×38. Apakah perlu ganti ban dalam juga? Jika iya apakah harus ban dalam presta atau bisa yang standar.
2. Karena sudah setiap hari hujan, apakah fender yang ada di pasaran bisa cover ban lebar 38?
Ditunggu artikel berikutnya.
Terima kasih.
Okee Om…mkasih byk msukannya..🙏🙏
Seneng bgt bisa sharing dsini..☺️
Sehat dan sukses trusss buat sepeda.me..
👌👌👍👍
Mksih Om…dpt bgt pncerahannya…🙏🙏
(Utmanya dukungannya trkait prangkat yg d beli msuk kategori Gravel..🙈)
Lnjut yaa Om…☺️
– mekanikal caliper disc brake dgn kabel short pull, klo mo beli, item produknya dtandai dgn ap… cth dr brand ap Om yg cocok dgn ergolever Centaur..
– 700C x 32mm kira2 msh kliatan galak ga ya Om gravelnya..slain jaga2 fender, dan lg ad yg diskon.. frame mntok d 35mm with out fender…
– 32mm, ditilik GS dan frame yg ad, kira2 malah mnegaskan lbih k road ga ya, drpd gravelnya…32/35mm..??
(Tlong yaa Om…galauuu inihh mutusinnya)
Asumsi dasar, liat medan gowes dr domisili dan skitarnya, msh dominan aspal/cor)… cm yg jelas senengnya k jln2 lapis kdua, drpd main d jln protokol…sjauh ini pke seli udah ktmu smua penjuru batas kota depok…
Mkanya mo gravel udh ‘halu’ bgt bs tmbus kluar kota depok..🙈☺️
Perintilan plengkap dah lbih dr 70% dtangan, dan diorder…mski hampir smua brg yg ditarik archive sale…tp ttep udah lmyan jauh inihh kocek tabungan yg jebol…
Tp..balik lg, teknis dan nonteknis…speda trnyata boleee jg buat tmbahan sparring partner brain ram…bs nyenengin hati dan refresh otak utamanya..
Trimaksih buat sepeda.me d 2 bln trakhir ini jd tmen dan guru tuk urusan speda…🙏🙏
Sehat dan sukses slalu buat org2 yg ad sepeda.me..
(Klo boleh dm contact person Om sepeda.me tuk teror pertnyaan lainnya nti..🙈☺️🙏)
Siip om. Lanjutannya:
1. Tarikan kabel brake lever tiap-tiap merk (Campagnolo, SRAM, Shimano) beda-beda, penampakan fisiknya sih mungkin ga ada yang spesial, harus lihat spesifikasinya. Contoh merk caliper mekanik disc brake yang kompatibel ke ergolever Campy kaya Avid BB7 Road S, TRP Spyre, ga tau siapa yang jual disini. Caliper disc brake mechanic short pull merk lain lebih gampang didapat, tapi harus distel biar cengkraman calipernya seimbang dengan tarikan kabel. Bengkel-bengkel sepeda kita biasanya kreatif untuk yang gini, pad remnya mungkin nanti dibuat lebih rapat.
2. Mending pakai ban yang paling lebar yang om bisa pasang. Kalau mau pasang fender pakai 32, kalau ga mau pasang fender pakai 35. Ban 32 sih udah lebih lebar dari ban RB pada umumnya. Tapi jalan-jalan lapis kedua ini lebih sedap dilibas pakai ban yang lebih lebar.
Gpp om, demi kesehatan badan dan pikiran, ntar balik modalnya dobel. 🙈
Hehe.. Tanya disini aja om, sekalian sharing ke yang lain, dan mungkin ada masukan dari yang lain juga.
Makasih om udah mampir dan sharing lagi.
ukuran berapa ban nya untuk gravel kalau pakai fixie ?
Sepeda gravel biasanya pakai lebar ban 37-40 bro..
Frame federal cocok nggak ya buat dibangun gravel bike?
Lebih pas kalau pakai frame sepeda balap om..
om mo tanya nih kalo pake frame mtb trus pake drop handlebar masuknya lebih ke gravel atau hybrid ? kalo buat gravel grup setnya yg harga masuk akal tapi maksimal buat semi offroad n onroad kira kira pake apa ?
Halo om,
Mungkin penampakan dan performanya jadi sedikit berbeda dengan sepeda gravel yang build in ya, jadi lebih lebih besar dan lebih kokoh.
Kombinasi ini pastinya lebih tangguh untuk jalan semi offroad, tapi akan kalah banyak di kecepatan off/on road, karena geometri frame, roda dan suspensi yang dirancang untuk ketangguhan sebenarnya.
Groupset ga harus GRX dan sejenis, tapi groupset biasa yang bisa kita optimalkan untuk kecepatan yang tinggi, sprocket yang kecil dan chainring yang besar.
Thx om..
Om…Curcol dlu bolleee yaa..😉
Akhirnya… rasa ktmu ‘cinta’ kdua d speda. Stlh hampir 4 thn vakum dr bolasepak (faktor U jg siyy..)
Msuk bln k-3 kenal speda..beli, coba, jajal, dan ini jd kali pertma dlm hidup kdapetan gowes dan beli speda…🙈
Awal beli seli. Dgn asumsi bs jd speda bersama (anak) klo nti misal ga ‘cocok’ gowes…
Dilalah..sprti halny dlu maen bola, skrg dpt passionnya dr gowes. Nyaris rutin sabtu-minggu..Oiyaa…baik bola or speda, scara teknik standar aj..yg pnting bs ‘refresh otak’…🙈☺️
Ga tau passionnya yg klewat ap gmn (ga ngerti 🙈🤦🏼♂️)….2 bln trakhir ini otaknya Gravel..gravel…gravel aj…🤦🏼♂️🤦🏼♂️🙈
Abiss brasanya itu stiap sedang/slesai gowess dpt bgt feelnya, enjoyed, dn utamanya dpt refreshnya…
Singkat crita…skrg lg tunggu kiriman ;
– frame hi-ten Pass Hunter dr Velo Orange
– groupset (GS) Campagnolo Centaur 2×11 speed rim brake (tanpa u/v brake)
– wheelset Campagnolo Scirocco with hub
( titik berat beli GS dan wheelset smata2 tarik brg diskon biar trjangkau..🤦🏼♂️🤦🏼♂️🙈🙈) tp jg dgn blajar dr Sepeda.me biar yg d beli tdk salah fatal…(hampir smua artikel Sepeda.me sy lahap dstiap kesempatan)
Sedihnyaa…bbrp tmen keukeuhh bgtt..klo yg sy beli itu prangkat speda balap..bukan GRAVEL….!!!😣😣…. Dgn pemahaman yg minim, sy tdk menyangkal smua yg d bilang temen…Yg sy tau dan rasa, sy tdk menyesali
dr ap yg sdh sy putuskan/beli…
Prtanyaaanya :
– compatible kah Oom dr ap yg sy beli tuk build Gravel…
– mngingat frame dgn flat mount, hnya compatible dgn Disc Brake…scra teknis GS Centaur, ergopower drop lever nya, ap bs dipsang k disc brake..??
parts ap yg hrus dtmbah…??
– wheelset Sciroco 28”, spoke 21H
Utk ban nti, Mana yg lbih compatible 700 x 32-35C atau ban 650B… atw memang size 28” pd wheelset hnya bs dpsang pd ban 700C
Tlong yaa Oom…pencerahannya….🙏🙏🙏
Halo om,
Senang dengar cerita begini, inspiratif sekali, semoga berlanjut terus. Untuk pertanyaan nya:
1. Kompatibel banget om. Biasanya yang paling banyak pengaruh frame, gear ratio, sama ban, untuk posisi badan yang enak dan sepeda nyaman di offroad dan onroad. Specnya om udah mantap, frame oke, drivetrain oke. Komponen sepeda gravel kaya Shimano GRX, Campagnolo EKAR, dibuat supaya ada produk baru, dimodif dikit dari groupset sepeda balap, dan masih saling kompatibel. Performa groupset gravel bagus, karena memang masih dibuat untuk level menengah ke atas.
Sebenarnya selama sepeda bisa maju dan ngerem di jalan gravel udah jadi sepeda gravel 🙂
2. Bisa dipasang disc brake, pakai yang mekanikal disc brake. Centaur Ergopower tarikan kabel nya short pull, usahakan cari caliper rem cakram yang short pull juga, ga perlu part tambahan. Caliper rem MTB biasanya perlu tuas rem yang long pull. Bisa juga dikombinasikan, tapi performanya biasanya kurang maksimal.
3. Iya om, wheelset Scirocco 28″ kompatibel dengan ban 622 (700C/29″), bisa pakai ban 700×32-35C juga. Kalau mau pakai 650B harus ganti pelek, dan framenya om juga support ban 650B.
Semoga bisa sedikit mencerahkan om.
Makasih, sehat selalu.
Oom keren artikelnya, sangat membantu. Terima kasih.
Saya nubie pakai Marin Nicasio, Mau tanya 2 hal tentang ban:
1. Saya mau ganti ban bawaannya yang 700×30 ke 700×38. Apakah perlu ganti ban dalam juga? Jika iya apakah harus ban dalam presta atau bisa yang standar.
2. Karena sudah setiap hari hujan, apakah fender yang ada di pasaran bisa cover ban lebar 38?
Ditunggu artikel berikutnya.
Terima kasih.
Hi om,
1. Amannya diganti ke ban dalam yang lebih lebar juga om, biasanya rentang ban dalamnya untuk 28-32, bisa om cek juga.
Ban dalamnya ikut ukuran lubang yang ada di velg, harusnya sih om pakai Presta (yang kecil).
2. Harusnya cukup om, biasanya lebarnya 4cm. Kadang ada ditulis di labelnya juga lebar berapa.
Makasih om!
Makasih..artikel baguuus..
setingan groupset utk 11speed 11-46T, Single Chairing 32T ya? klo chainring mau dinaikkan maksimal brp dan apa efeknya?
Masimalnya, seberapa besar framenya sanggup, 54T, 56T, 58T harusnya masih bisa.
Nantinya sepedanya jadi berat untuk start awal, apalagi di tanjakan.
Biasanya dipakai chainring ukuran 32, 34, 36T yang lebih ringan, tapi ga bisa terlalu ngebut.
Thx.
stok di mana-mana kosong, gak ada yang jual united gavrill dan polygon bend rv.
ntar akhir tahun lah, mudah-mudahan polygon jual gravel dengan shimano grx.
Hi bro,
Iya, kayanya bakal mantap kalau sepeda gravel udah pakai Shimano GRX..
Thx
Kalau ingin rakit sepeda gravel, bisa dari framset / frame sepeda apa ya gan? Terimakasih
Kebanyakan pakai frame sepeda balap bro, biar aerodinamis, stang drop dan tanpa suspensi, dicustom part lainya biar cepat di jalan offroad ringan.
Frame fixie juga bisa, cuma susah untuk buat jadi multigearnya. Kalau frame MTB emg untuk offroad, framenya optimum untuk dipakai onroad.
Terimakasih.
Terima kasih om artikel artikel nya sangat berguna