Derailleur belakang untuk 12 speed
Derailleur belakang untuk 12 speed

Cara kerja derailleur pada sepeda

Gear adalah salah satu komponen ajaib pada sepeda, kombinasi dari dua roda gerigi (cog) dan rantai yang mengubah tenaga dari kaki menjadi perputaran roda belakang untuk menggerakkan sepeda.

Saya sudah pernah membahas kelebihan sepeda single gear pada sepeda fixie atau sepeda BMX. Sepeda multi gears adalah inovasi lanjutan dari sepeda fixed dan single gear yang tidak kalah ajaibnya. Dengan kekuatan tangan bahkan jari, kita bisa mengatur kekuatan dan kecepatan kayuhan pedal, untuk menyesuaikan area bersepeda, untuk mendapatkan performa yang konsisten dan efisien. Hampir semua sepeda gunung dan sepeda balap sekarang menggunakan sistem multi gear, yang dilengkapi dengan derailleur. Sepeda multi gear bukan hanya sepeda dengan cassette (kumpulan cog/sprocket) dan derailleur, tetapi bisa juga sepeda dengan internal gear hub (gear yang ada di dalam hub sepeda).

Derailleur

Derailleur berasal dari bahasa Prancis, dari kata dasar derailment yang artinya kejadian dimana kendaraaan seperti kereta api keluar dari relnya. Sejarah derailleur sangat panjang, pertama ditemukan pada 1905 di Prancis, pertama dipakai pada kejuaraan pada Tour de Frace 1937, lalu mulai dikembangkan dan dikomersilkan oleh perusahaan sepeda. Campagnolo, Suntour, Simplex adalah produsen awal untuk derailleur sepeda. Sekarang ini, ada tiga produsen utama derailleur dunia, yaitu Shimano (jepang), SRAM (AS), dan Campognolo (Italy), dimana merk dan pabrikan derailleur lain biasanya mengacu pada standard dari 3 perusahaan tadi. Shimano dan SRAM mengeluarkan produk derailleur untuk sepeda gunung dan sepeda balap, sementara Campognolo hanya untuk derailleur sepeda balap atau sepeda cyclocross. Derailleur sering disebut juga sebagai mech, seperti rear mech dan front mech yang mengacu pada rear derailleur dan rear derailleur.

Sepeda multi gear baik sepeda gunung (mtb) atau sepeda balap/road bike sekarang umumnya memiliki gear/speed/gigi 27, 24, 21, 20, 18, atau 10 & 11 (pada sepeda single chainring). Dimana total speed atau gigi pada sepeda adalah jumlah chainring depan dikalikan dengan jumlah sprocket belakang.

Derailleur adalah komponen sepeda untuk mengubah atau mengganti gear/speed/gigi dengan memindahkan rantai sepeda dari satu cog ke cog yang lainnya. Pada sepeda multi gear ada dua derailleur, yaitu derailleur depan (Front Derailleur/FD) dan derailleur belakang (Rear Derailleur/RD). Kecuali pada sepeda single chainring yang hanya memiliki derailleur belakang. Derailleur kelihatannya sangat rumit, tetapi prinsip kerjanya sangat sederhana.

Cara kerja Derailleur Sepeda
Cara kerja Derailleur Sepeda

Sepeda dengan derailleur, baik sepeda gunung, sepeda balap dan sepeda listrik, memiliki rantai jenis rantai yang berbeda dengan rantai sepeda single atau fixed gear. Rantai sepeda multispeed dirancang agar masih bisa bekerja dengan baik pada posisi miring.

Derailleur modern memiliki struktur dan pergerakan berbentuk parallelogram atau jajaran genjang, memiliki dua sisi yang bisa bergerak bebas ke dalam dan keluar (kir-kanan) serta ke atas dan ke bawah. Hal ini tujuannya untuk mengikuti pergerakan dari rantai dan cog yang aktif, juga mengurangi gesekan dan menjaga tegangan rantai sepeda. Tekanan dari tuas shifter, akan memicu derailleur bergerak ke kiri atau kanan untuk memindahkan gigi menuju gigi sebelahnya.

Cog adalah roda bergerigi yang bisa ada di bagian depan dan belakang.
Chairing dipakai untuk menyatakan cog bagian depan, sedangkan sprocket dipakai untuk cog bagian belakang.
Cassette adalah kumpulan cog/sprocket belakang.
Gear ratio adalah perbandingan jumlah gigi pada chainring dengan sprocket.
Gear ratio tertinggi: untuk kecepatan sepeda maksimum – dihasilkan pada kombinasi gear chainring terbesar dan sprocket terkecil.
Gear ratio terendah: untuk membuat kayuhan yang ringan tetapi sangat pelan (dipakai pada saat menanjak) – dihasilkan dari kombinasi gear chainring terkecil dengan sprocket terbesar.

Shifter

Shifter adalah tuas yang dipakai untuk memindahkan gigi/speed/gear di derailleur melalui kabel. Pada sepeda ada shifter depan dan shifter belakang, di kiri dan kanan. Shifter kiri untuk menaikkan dan menurunkan gear belakang, shifter kanan untuk menurunkan gear depan. Pada permulaan pemakaian shifter, untuk mengganti gigi, kita harus memutuskan sendiri seberapa jauh tuas shifter ditekan untuk menggeser rantai dari cog ke cog, shifter manual ini disebut dengan friction shifter.

Tuas Friction shifter sepeda
Tuas Friction shifter sepeda

Shifter yang ada sekarang, kita cukup menekan tuas shifter sampai bunyi “klik” untuk memindahkan gear, yang disebut dengan index shifter. Sangat memudahkan pesepeda, seperti menekan tombol dengan jempol atau telunjuk, dan bisa dilakukan dengan cepat dan berulang-ulang.

Kabel shifter

Kabel shifter dan kabel rem adalah dua jenis kabel yang berbeda. Kabel rem ukurannya lebih tebal 1.5mm-1.6mm, sedangkan kabel shifter tebalnya 1.1-1.3mm. Dari luar mungkin bentuknya kelihatannya sama, tetapi memiliki struktur housing (plastik penutup) yang berbeda. Housing kabel rem dirancang untuk kekuatan dan menahan tekanan, sedangkan housing kabel shifter dirancang untuk kekakuan agar panjangnya tidak berubah. Kabel shifter susah untuk melar atau menyusut, sehingga lebih konstan untuk memindahkan posisi derailleur. Sangat tidak disarankan untuk mengganti-ganti kabel shifter dengan kabel rem dan sebaliknya.

Perbedaan kabel rem dengan kabel shifter
Perbedaan kabel rem dengan kabel shifter

Cable Pull

Shifter adalah pengendali derailleur melalui cable pull atau tarikan kabel, kabel yang menghubungkan shifter dengan derailleur. Cable pull adalah panjangnya kabel sepeda yang bergerak pada satu kali klik shifting.

Setiap klik pada tuas shifter, shifter akan menarik atau melepaskan kabel. Perbedaan merk dan jenis shifter derailleur (9, 10, 11 speed dari merk Shimano, SRAM, Campognolo) mempunyai panjang tarikan kabel yang berebeda-beda. Di bawah adalah tabel untuk panjang tarikan kabel (cable pull) untuk satu kali shifting pada beberapa merk dan jenis shifter

Campagnolo memiliki sedikit keunikan pada shifternya, cable pullnya bisa memiliki cable pull yang berbeda pada setiap tarikan.

Cable pull - shift ratio- cog pitch
Cable pull – shift ratio- cog pitch

Derailleur shift ratio

Derailleur shift ratio atau lever ratio adalah perbandingan antara jarak pergeseran derailleur (ke kiri atau kanan) dengan tarikan kabel. Jadi dari tarikan kabel shifter, derialleur akan bergeser ke kiri dan ke kanan untuk menggeser rantai sepeda berpindah dari satu cog ke cog di sebelahnya.

Contohnya derailleur Shimano generasi lama memiliki shift ratio 1.7, yang artinya setiap 1 mm tarikan kabel akan menggeser derailleur sejauh 1.7 mm. Ini adalah faktor terpenting untuk melihat kompabiliti shifter dengan derailleur.

Tabel untuk contoh peredaan shift ratio dari beberapa merk shifter sepeda.

Shifter Shift Ratio
Campagnolo (baru) 1.5
Campagnolo (lama) 1.4
SRAM 1:1 group 1.1
SRAM 2:1 group 1.7
Shimano 10 (Dynasys/MTB) 1.2
Shimano 11 (Dynasys/MTB) 1.1

Cog Pitch

Cog Pitch adalah jarak antara cog, yang diukur dari titik tengah atau pusat cog. Sama seperti cable pull, setiap merk dan jenis bisa memiliki panjang cog pitch yang berbeda. Jadi jarak antara cog haruslah sama dengan jarak bergesernya derailleur, agar rantai bisa masuk dan berpindah dengan baik ke cog di sebelahnya pad saat tuas shifter ditekan.

Semakin banyak jumlah cog/gear pada srocket, maka jarak antar cog dan tebal dari sprocket menjadi semakin kecil, agar semakin banyak jumlah cog yang bisa dimasukkan ke dalam casette. Jika jumlah cog sedikit, maka akan ada spacer untuk menambah jarak antar cog, sehingga tidak menyisakan ruang kosong pada casette. Tabel di bawah untuk menunjukkan perbedaan antara cog dan serta tebal sprocket dan spacer pada variasi jumlah gear dan merk cassette.

Cassette Cog Pitch Tebal Sprocket Tebal Spacer
(mm) (mm) (mm)
Semua 5 and 6-speed 5 – 5.50
Semua 7-speed 5
Campagnolo 11-speed 3.85 1.6 2.25
Campagnolo 8-speed 5 1.9 3.1
Shimano 10-speed 3.95 1.6 2.35
Shimano 11-speed 3.74 1.6 2.14
Shimano 8-speed 4.8 1.8 3
SRAM 10-speed 3.95 1.6 2.35
SRAM 8-speed 4.8 1.8 3
SRAM 9-speed 4.35 1.8 2.54

Rumus kompabiliti derailleur

Secara rumus agar shifter dan derailleur bisa bekerja adalah:

cog pitch = cable pull x derailleur shift ratio

Yang artinya jarak antara cog (baik chainring atau sprocket) harus sama dengan pergeseran derailleur yang digerakkan oleh cable pull melalui shifter. Hal ini yang menjadi dasar kalau mau melihat kompabiliti dari shifter, cog, derailleur ketika kita mau mengganti, upgrade, atau memakai kombinasi merk komponen-komponen itu.

Misalnya pada groupset SRAM 9 speed: Dari spesifikasi sprocket kita dapat data jarak antar cog (cog pitch) adalah 4.35mm, cable pull ratio 4.0 mm, dan derailleur ratio adalah 1.1.

Menggunakan rumus di atas, cog pitch perhitungan = cable pull x derailleur shift ratio = 1.1 x 4.0 = 4.40 mm. Jadi derailleur akan bergeser dan menggerakkan rantai sepeda sejauh 4.40 mm dan bisa dipakai pada cassette dengan jarak cog 4.35 mm. Ada perbedaan jarak yang kecil sekali, yaitu sekitar 0.05 mm atau sekitar 1.14%, dan masih bisa diterima.

Jika shiter dan derailleur SRAM 9 speed tadi dipakai pada cassette lain yang katakan memiliki jarak antar cog 5.00 mm. Ketika shifting, derailleur akan menggeser rantai dari setiap klik sejauh 4.40 mm, rantai sepeda tidak akan masuk dan berpindah ke cog selanjutnya karena pergeseran rantai tidak sejauh jarak antar cog 5.00 mm. Ada kekurangan sekitar 0.06 mm agar rantai sepeda sampai ke cog sebelahnya.

Semakin kecil selisih dari cog pitch perhitungan dengan cog pith aktual akan semakin baik, semakin jauh semakin tidak baik dan tidak bisa bekerja. Hal ini yang menjadi salah satu penyebab rantai sepeda bunyi (greg.gregg..) atau tidak lancar ketika berpindah gigi belakang. Bisa karena komponen yang sudah longgar/kendor sehingga jaraknya berubah, atau komponen yang tidak kompatible.

Tips untuk shifting

Jika sepeda kita menggunakan shifter yang memiliki tampilan/display atau meteran/gauge yang menunjukkan posisi gigi yang sedang dipakai, usahakan tidak melihat itu! Bersepeda dengan derailleur gear artinya kita mengoperasikan sitem mekanika, bukan seperti remote TV, komputer atau sejenisnya. Sama seperti bersepeda motor atau mobil, tidak harus selalu cek posisi gigi ketika akan ganti gigi. Feeling dan intusisi yang benar tentang gearing sepeda akan membuat bersepeda yang lebih baik juga.

Ketika kita mengganti gigi atau melakukan shifting gear, kita menarik kabel bertegangan yang mendorong derailleur untuk bergerak dan mengubah bentuknya, lalu rantai akan bergeser dan pindah ke cog yang lain. Kita yang memegang kendali gear sepeda, sebuah sistem rumit yang membutuhkan skill, timing, antisipasi dan konsentrasi untuk menguasai teknik gearing yang benar.

Setelah kita menjadi percaya diri mengoperasikannya, kita akan secara naluriah tahu di mana gigi berada. Cobalah untuk memahami kapan dan bagaimana mengoperasikan shifter, dan ‘rasakan’ pengaruh posisi dan prubahan gigi, daripada hanya menekan sebuah tombol, melihat perubahan angka pada meteran gigi dan berharap sesuatu terjadi.

Anatomi Derailleur

Bagian-bagian pada derailleur belakang (RD)

Ada beberapa mur, baut dan aksesoris kecil yang bisa kita temui pada derailleur belakang sepeda, berikut bagian pentingnya:

Komponen pada derailleur belakang sepeda
Komponen pada derailleur belakang sepeda
  • Mounting Bolt
    Baut untuk menempelkan atau mengunci derailleur ke rangka sepeda.
  • Baut Low Limit atau Low Gear Maximum Throw / Lower Limit screw (biasanya ditandai dengan label L atau Lo).
    Fungsinya untuk membatasi pergeseran rantai tidak lebih dari sprocket terbesar, atau pergeseran derailleur tidak akan melewati sprocket/chainring terbesar.
Pengaturan derailleur belakang
Pengaturan derailleur belakang
  • Baut High Limit atau High Gear Maximum Throw / Upper Limit Screw (biasanya ditandai dengan label H atau Hi).
    Fungsingya untuk membatasi pergeseran rantai tidak lebih dari sprocket terkecil, atau pergeseran derailleur tidak akan melewati sprocket/chainring terkecil.
  • Cable Anchor Bolt
    Baut angkor kabel shifter adalah baut yang Mengikat dan mengunci kawat atau kabel shifter tetap di tempatnya, dan juga untuk menahan ketegangan kabel. Pengaturan tegangan kabel yang lebih presisi dilakukan lewa barrel adjuster.
  • Barrel Adjuster
    Tidak semua derailleur belakang sepeda memiliki barrel adjusment. Jika bukan pada derailleur belakang, kemungkinan besar akan ada satu yang ditempatkan di dekat shifter belakang atau di shift house. Barrel adjusment diputar untuk membuat sedikit penyesuaian terakhir terhadap tegangan kabel, tanpa harus membuka lagi baut angkor kabel shifter. barel adjustment memiliki keterbatasa, hanya digunakan sebagai pengaturan tegangan yang presisi.
  • Baut B-Tension atau Body angle
    Saya dulu bingung dengan fungsi baut B-tension ini, baut diputar-putar tetapi tidak ada perubahan. Ternyata fungsi dari B-tension adalah mengatur sudut pergerakan ke depan dan belakang dari derailleur, atau seberapa jauh dan dekat derailleur bisa bergerak terhadap sprocket. Semakin kencang, semakin kecil sudut dreilleur bisa bergerak, dan semakin dekat jarak pulley dengan sprocket. Semakin longgar, semakin jauh derailleur bisa bergerak dan semakin jauh jarak antara pulley yang paling atas (gudie pulley) dengan sproket. Efeknya baru terlihat jika rantai berputar dan kita coba memindah-mindahkan gigi.
    Biasanya jarak ideal antara pulley dengan sprocket adalah 5-6 mm, tetapi bisa berbeda dari setiap merk dan type, jadi sebaiknya pastikan lagi dengan spesifikasi atau rekomendasi dari produk derailleur.
Guide dan tension pulley derailleur belakang sepeda
Guide dan tension pulley derailleur belakang sepeda
  • Pulley
    Derailleur belakang mempunyai dua gear gerigi kecil yang berfungsi sebagai katrol (pulley).

    • Guide Pulley (G-Pulley atau jockey pulley atau katrol pandu) posisinya ada di atas, katrol yang bergeser untuk pergerakan gear yang aktif, berfungsi untuk mengarahkan dan memandu rantai untuk bergerak ke cog sebelahnya pada saat shifting. Panjangnya pergerakan/pergeseran guide pulley pada sekali shifting ke kiri dan ke akan diatur oleh cable pull dan pull ratio. Sedangkan jarak terjauh (ke cog terbesar) dan jarak terdekat (ke cog terkecil) diatur oleh baut low/high limit, agar tidak bergerak sampai keluar dari cog terbesar atau terkecil.
    • Tension pulley (T-pulley atau katrol tekanan) menjaga ketegangan pada rantai saat bergerak, posisinya ada di bawah. Setiap kombinasi ukuran chainring dan sprocket membuat kebutuhan panjang rantai yang berbeda.
      Chanring besar – sprocket besar akan menyisakan sedikit rantai, chainring kecil-sprocket kecil akan menyisakan banyak rantai. Tension pulley akan bergerak ke depan dan belakang untuk menggulung panjang rantai sisa dari kombinasi chainring dan sprocket agar rantai tidak kendor atau menggantung atau sebaliknya.
Tension Pulley menyesuaikan panjang sisa rantai sepeda
Tension Pulley menyesuaikan panjang sisa rantai sepeda

Bagian-bagian pada derailleur depan (FD)

Derailleur depan sepeda memiliki bentuk yang berbeda, tetapi dengan cara kerja yang sama. Juga mempunyai baut dan pengaturan yang bisa diganti untuk mendapatkan settingan yang paling optimum.

Bagian dari derailleur depan sepeda
Bagian dari derailleur depan sepeda
  • Cage
    Bagian dari derailleur yang berfungsi untuk menggeser rantai, bentuknya seperti plat yang “menjepit” rantai sepeda pada kedua sisi rantai.

    • Inner cage (bagian dalam): adalah sisi yang lebih dekat ke frame sepeda.
    • Outer cage (bagian luar): adalah sisi yang jauh dari frame sepeda.

Rear Derailleur (RD)

Derailleur belakang memiliki dua tugas utama: menjaga tegangan rantai dan mengganti gear/gigi. Derailleur belakang menyesuaikan posisinya untuk mempertahankan tegangan rantai agar tidak terlalu kendor dan tidak terlalu kencang, untuk setiap posisi gear. Karena untuk setiap perbedaan ukuran gear dari chainring dan sprocket akan mengubah ukuran rantai efektif yang digunakan. Jika rantai berada di chainring terbesar di depan dan sprocket terbesar juga di belakang, lebih banyak rantai yang dililitkan di sekitar gerigi gear, membuat derailleur memiliki sedikit sisa rantai yang harus diatur tegangannya. Jika rantai berada di chainring terkecil di depan dan sprocket terkecil belakang, derailleur memiliki lebih banyak rantai yang harus ditarik agar rantai sepeda tidak kendor.

Derailleur belakang (RD)
Derailleur belakang (RD)

Derailleur belakang mengganti gear dengan menggerakkan guide pulley ke kiri atau ke kanan. Saat kita mengayuh sepeda, gaya mengayuh akan menarik rantai bagian atas menjadi kencang. Bagian rantai yang berada di atas akan mentransmisikan gaya dari chainring ke sprocket. Karena bagian bawah rantai tidak memiliki banyak beban, derailleur dapat memindahkan rantai ke sproket lain walaupun pada saat mengayuh pedal dengan keras. Bagian bawah rantai dijaga agar tetap ringan oleh derailleur belakang.

Perkembangan teknologi sproket telah meningkatkan kemampuan sepeda untuk shifting yang lebih cepat dan mulus. Ada sproket yang memiliki beberapa gigi lebih pendek dan lebih lebar dari yang lain – gigi yang lebar ini akan menarik rantai lebih cepat selama shift dan menariknya ke atas sproket. Ada sprocket juga yang memiliki bentuk lebih miring dan alur khusus di samping yang membantu menarik rantai ke dalam sproket lebih mulus.

Arah Per/Spring rear derailleur

Kebanyakan derailleur belakang didorong oleh per ke arah sproket terkecil, dan kabel shifter menariknya ke sproket terendah, seperti pada kebanyakan sepeda yang ada. Sehingga ketika menekan tuas shifter menurunkan gigi belakang tidak sekeras ketika menaikkan gigi. Dan, ada juga shifter dan derailleur yang sebaliknya.

High normal atau top normal
Derailleur belakang yang menarik rantai ke sproket terkecil  ketika tidak ada tegangan kabel, karena desain per/spring nya mendorong ke arah sprocket terkecil.  Settingan ini sangat umum dan dipakai pada kebanyakan sepda gunung, sepeda balap Shimano, Campagnolo, dan komponen SRAM. Desain ini membuat tekanan pada tuas shifter untuk menaikkan gigi (berpindah ke sprocket kecil) lebih ringan dari pada saat menurunkan gigi (berpindah ke sprocket yang lebih besar), sehingga menaikkan gigi dapat dilakukan lebih cepat.

Dalam balapan sepeda, pergantian gigi cepat diperlukan pada sprint ke garis finish, karenanya tipe high normal, yang memungkinkan pergantian cepat ke gigi lebih tinggi, selalu menjadi pilihan.

Low normal atau rapid rise
Derailleur belakang yang menarik rantai ke sproket terbesar ketika tidak ada tegangan kabel, karena desain per/spring nya mendorong ke arah sprocket terbesar (reverse spring). Walaupun ini dulunya merupakan desain umum untuk derailleur belakang, sudah tidak umum lagi sekarang ini. Desain ini membuat tekanan pada tuas shifter untuk menurunkan gigi (berpindah ke sprocket yang lebih besar) lebih ringan dari pada saat menaikkan gigi (berpindah ke sprocket kecil), sehingga menurunkan gigi dapat dilakukan lebih cepat.

Dalam bersepeda gunung dan bersepeda off-road, perubahan gigi paling kritis terjadi pada saat menanjak, di mana pengendara harus mengatasi rintangan dan belokan yang sulit saat mengayuh di bawah beban berat. Jenis derailleur ini memberikan keuntungan dibandingkan derailleur high normal karena perubahan gigi ke sprocket yang lebih besar untuk mengurangi beban tanjakan dapat dilakukan lebih cepat.
Contoh jenis derailleur yang low normal atau rapid rise adalah Shimano “Rapid Rise” ( XTR Rapid Rise, Nexave T400, MegaRange Rapid Rise and Tourney Rapid Rise ).

Shimano Nexave Rapid Rise
Shimano Nexave Rapid Rise

Kedua jenis di atas dapat digunakan dengan shifter Shimano biasa, tetapi jika kita menggunakan derailleur low normal pada shifter yang dibuat untuk high normal, angka indikator gear dibaca mundur, dan kita harus menekan tuas ke arah yang berlawanan.

Clutch Derailleur

Clutch pada derailleur belakang semakin umum dipasang pada drivetrain sepeda gunung, tidak semua derailleur sepeda gunung mempunyai fitur ini. Fitur clutch derailleur berguna untuk menjaga ketegangan derailleur supaya tidak bergerak ketika berguncang. Seperti yang kita tahu, sepeda gunung sangat sering terbanting dan terhentak, derailleur yang ikut terhentak akan terdorong, memantul sampai menghantam rangka sepeda, atau rantai sepeda yang menabrak frame, bahkan rantai sepeda bisa lepas.

Clutch derailleur menjaga agar derailleur kaku dan tidak mudah untuk berayun. Biasanya ada tuas kecil pada derailleur untuk pengaturan kekakuan dari kekuatan tahan clutch derailleur. Shimano dan SRAM menggunakan konvensi penamaan yang berbeda untuk clutch derailleur mereka. Shimano memakai nama ‘Shadow’ atau ‘DynaSys’, sedangkan SRAM menggunakan istilah ‘Type 2’.

Kadang-kadang bisa terasa shifting yang sedikit lebih kaku ketika clutch diaktifkan, pada clutch derailleur Shimano ada fitur untuk menonaktifkan mekanisme clutch derailleur jika diinginkan.

Front Derailleur (FD)

Derailleur depan atau FD kadang disebut front mech menggerakkan rantai untuk dua atau tiga chainring. Tidak seperti derailleur belakang, derailleur depan menggerakkan bagian atas rantai, yang berada dalam kondisi tegang atau bertekanan saat kita mengayuh pedal. Rantai sepeda yang tegang dan keras, membuat rantai susah untuk bengkok dan kaku untuk dipindahkan. Pada beberapa rantai sepeda lama, atau pada beberapa kondisi ,ini berarti bahwa untuk mengganti gear di bagian depan, lebih mudah dilakukan jika kita mengurangi tekanan pada pedal.

Umumnya menurunkan gear ke bawah (dari chainring yang lebih besar ke yang lebih kecil, sehingga rantai bergerak dari kanan ke kiri) lebih mudah karena begitu pergeseran dilakukan, derailleur mendorong rantai ke samping dan jatuh chainring yang lebih kecil.

Menaikkan gear (dari chainring yang lebih kecil ke yang lebih besar, sehingga rantai bergerak dari kiri ke kanan) ada sedikit masalah. Hampir semua pemakai sepeda dengan gear depan pasti merasakan hal yang sama, dan ini adalah masalah yang umum, yaitu memindahkan gear depan tidak semudah dan semulus memindahkan gear belakang. Alasan perpindahan FD yang tidak semulus RD adalah:

  • FD bekerja dengan menggeser rantai bagian atas yang tegang, sedangkan RD menggeser rantai bagian bawah yang tidak tegang
  • Pada chainring (double atau triple) perbedaan ukuran antar cog besar (contoh 24-32-42T), dibanding perbedaan ukuran antar cog pada sprocket di belakang (contoh: 11/12/13/14/16/18/20/22/25/28/32T).
    Sehingga untuk menaikkan gigi depan, membutuhkan ‘dorongan ekstra’.
Perbedaan tegangan rantai sepeda atas dan bawah
Perbedaan tegangan rantai sepeda atas dan bawah

Sehingga modern chainring menggunakan desain yang unik untuk memudahakan perpindahan pada saat kondisi rantai tegang dan bertekanan. Ada pasak (pin) kecil yang mencuat dari sisi chainring – pasak ini untuk menangkap atau mengait rantai sepeda dan menariknya ke atas ke chainring. Seperti sprocket di belakang, chainring juga memiliki bentuk miring yang membantu menarik rantai ke atas.

Ramp - Pin- Profil gigi pada chainring
Ramp – Pin- Profil gigi pada chainring

Gambar di atas (klik untuk memperbesar) adalah fitur tambahan pada chainring untuk memudahkan perpindahan gigi depan. Ada pin khusus untuk menangkap rantai sepeda agar tidak mudah terlepas. Ramp bentuknya seperti slot atau jalur khusus untuk memudahkan perpindahan rantai sepeda. Dan juga bentuk ujung gigi yang sedikit berbebeda untuk memudahkan dan menarik rantai sepeda lebih kuat agar masuk ke dalam chainring.

Dorongan ekstra

Ini adalah trik agar transisi gear dari chainring ke chainring yang lebih besar bisa berjalan lancar. Kalau kita hanya menekan tombol/tuas shifter gigi naik pada shifter depan, maka derailleur depan akan bergeser dan mendorong rantai sepeda ke kiri, tetapi tidak masuk ke gerigi chainring yang besar. Yang ada mucul bunyi (gregg..gregg..) dan rantai masih mencoba naik ke chainring yang lebih besar tetapi tidak pindah-pindah. Ini lah kenapa dorongan ekstra diperlukan.

Ketika berpindah ke chainring yang lebih besar, dorong tuas atau shifter naik lebih kuat dan lebih jauh, ini akan membuat rantai terdorong sedikit lebih jauh agar lebih mudah ditangkap oleh chainring yang lebih besar. Dan jangan langsung lepaskan shifter, tetap posisikan dalam posisi tertekan beberapa saat. Menahan tuas pada dorongan yang lebih kuat, akan membuat rantai terdorong dan tertahan pada posisi yang lebih jauh. Ini akan memudahkan rantai berpindah ke chainring yang lebih besar. Ketika rantai sudah terkait ke chainring besar, pasti akan terasa lewat kekuatan kayuhan yang semakin berat. Jika ini sudah terasa, maka lepaskan tekanan pada tuas shifter, dan rantai akan mulai tergulung pada chainring yang lebih besar itu.

Latih teknik dorongan ekstra ini agar terbiasa dan mendapatkan feeling yang sesuai dengan sepeda, agar selanjutnya bisa melakukannya dengan cepat dan tepat.

Derailleur cage

Posisi paling baik derailleur depan ketika dipasang serendah mungkin tetapi tidak menyentuh gigi chainrings, dan pada saat yang bersamaan, sisi luar ujung terendah dari derailleur cage sebisa mungkin disesuaikan dengan kelengkungan chainring terbesar. Derailleur cage memiliki bentuk yang berbeda sesuai dengan ukuran chainring yang bisa masuk. Walaupun bisa dipakaikan pada ukuran chainring yang berbeda dari spesifikasi pabrikannya, hasilnya tidak akan maksimal. Chainring yang terlau besar atau terlalu kecil dari spesifikasi akan membuat ada sisi dari derailleur cage yang terlalu dekat atau terlalu jauh dari chainring, tidak pada komposisi jarak yang seimbang pada sepanjang lengkungan derailleur cage.

Sepeda gunung, sepeda balap, sepeda hibrid, urban multigear depan bisa memiliki dua  (double) atau tiga (triple) chainring. Bentuk dari derailleur cage modern sudah dirancang maksimal pada double chainring atau triple chainring. Perbedaan mendasar dari bentuk derailleur double dan triple adalah:

  • Doube chainring derailleur cage: sisi bagian dalam (inner) sedikit lebih rendah dari sisi bagian luar (outer).
  • Triple chainring derailleur cage: sisi bagian dalam (inner) sedikit jauh rendah dari sisi bagian luar (outer). Hal ini bertujuan untuk memudahkan pada saat perpindahan gigi dari chainring yang paling kecil ke chainring tengah.
Derailleur cage double dengan triple
Derailleur cage double dengan triple

Double chainring cage bisa juga dipakai pada triple chainring asalkan perbedaan ukuran dari chainring tengah tidak berbeda jauh dari chainring terbesar, atau sekitar 3-5T. Jika perbedaaanya terlalu besar kemungkinan kita akan menglami kesulitan ketika meindahkan gigi dari chainring yang paling kecil ke chainring tengah.