Sepeda single, double, atau triple chainring? Sepeda 1x, 2x, atau 3x? Pilihan ini sering menjadi pilihan yang membingungkan bagi sebagian orang ketika akan memilih atau membeli sepeda. Disini akan dijelaskan tentang karakter, kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jenis sepeda berdasarkan jumlah chainringnya.
Gear Ratio
Pemahaman tentang gear ratio adalah dasar yang terpentinh sebelum melihat perbedaan sepeda karena jumlah chainring dan speed. Speed atau gigi adalah total jumlah kombinasi gear ratio, atau jumlah kombinasi chainring dan sprocket, yang dihitung dengan perkalian jumlah chainring dengan jumlah sprocket pada cassette.
Sepeda dengan 30 speed artinya sepeda memiliki 30 pilihan gear ratio. Apakah sepeda dengan lebih banyak speed lebih bagus? Tentu tidak. Bukan berati jumlah speed tidak penting, tetapi gear ratio lebih berpengaruh dari pada jumlah speed.
Gear ratio (rasio gir) adalah perbandingan antara ukuran chainring dengan sprocket. Yang bisa diartikan dengan berapa kali roda belakang berputar untuk setiap satu putaran pedal.
Jika kita sedang memakai chainring 20T dengan sprocket 30T, gear ratio = 20 : 40 = 2 : 4 = 0.5. Yang artinya sekali putaran pedal akan memutar roda belakang sebanyak 0.5 putaran.
Kalau untuk ngebut, kita mau sekali putar pedal, roda belakang berputar banyak, artinya perlu gear ratio tinggi atau besar. Kalau untuk tanjakan, kita mau gear yang ringan, sekali putar pedal roda belakang berputar sedikit, artinya perlu gear ratio rendah atau kecil. Jadi dengan emlihat gear ratio, kita bisa mengetahui karakter sepeda, dan juga bisa dipakai untuk membandingkan sepeda satu dengan lainnya.
Semakin jauh rentang gear ratio artinya sepeda semakin mudah untuk dibawa ke semua area, semakin pendek rantang gear ratio artinya sepeda semakin spesifik atau khusus untuk kegiatan/area tertentu saja.
Sepeda Triple Chainring
Banyak yang memperkirakan triple chainring (3X) akan segera habis masanya. Sepeda jenis ini pernah sangat populer dan sampai sekarang pun masih banyak pemakainya. Untuk sepeda balap (road bike) keluaran terbaru (Polygon, Thrill, United, Pacififc), hampir tidak ada lagi yang memakai triple chainring, didominasi oleh double dan single. Hampir semua triple chainring dipakai pada sepeda gunung (MTB).
Is the triple chainset dead?
Dead & buried. -SRAM-
Sepeda triple chainring yang umum adalah 21 speed (3×7), 24 speed (3×8), 27 speed (3×9), 30 speed (3×10). Karakter triple chainring adalah banyak pilihan gear ratio, dan rentang gear ratio yang jauh.
Pada sepeda triple chainring, terdapat chainring yang kecil (granny), sedang, dan besar, seperti:
- sepeda balap: 50/39/30T, 52/39/30T.
- sepeda urban: 48/36/26T.
- sepeda gunung: 40/30/22T, 42/32/24T.
Contoh: United Callister (9), Thrill Fervent T120 1.0, Pacific X-Track 27.5″.
Sehingga kita bisa mendapatkan kayuhan yang sangat ringan (menanjak) dan sangat berat (kecepatan). Tetapi keseringan, chainring besar rasanya terlalu berat, dan chainring kecil terlalu ringan. Banyak yang jarang (bahkan tidak pernah) memakai kombinasi chainring-sprocket gear ratio terkecil dan gear ratio terbesar, dan kebanyakan memakai gear ratio sedang yang ada di chainring tengah. Pilihan speed yang banyak akan memberikan shifting yang mulus, bahkan terlalu mulus, ketika mengoper naik/turun satu gigi rasanya hampir sama, jadi langsung oper dua gigi.
Kalau dilihat dari tabel di atas gear ratio triple chainring, warna yang sama menyatakan gear ratio yang sama. Contoh kombinasi chainring 22-32-44T dengan cassette 11-32T, banyak kombinasi gear yang memiliki gear ratio yang sama atau hampir sama. Apakah kita memang perlu semua gear itu?
Sepeda balap keluaran terbaru sudah hampir tidak ada yang memakai triple chainring lagi, hampir semua sudah memakai double chainring, kebanyakan masih dipakai pada sepeda urban/kota, atau sepeda touring. Begitu juga dengan sepeda lipat, memakai triple chainring terlalu berlebihan, dan membuat sepeda lipat menjadi berat dan tidak simple lagi.
Kelebihan sepeda triple chainring:
- All area
Tidak perlu khawatir tanjakan tajam, turunan, jalan naik turun, semua gear ratio yang sesuai kita punya di sepeda triple chainring. terutama untuk sepeda MTB yang bersuspensi, jalan offroad dan onroad bisa dilibas dengan kayuhan yang ringan dan kecepatan yang tinggi. - Harga murah
Secara harga, sepeda triple chainring memiliki harga yang lebih murah, dan komponen yang mendukung juga tidak sedikit, kecuali untuk generasi lama. Pemakaian dan support untuk teknologi baru sudah mulai berkurang pada jenis sepeda ini. Pemakaian teknologi yang lebih modern seperti frame karbon, hub boost, thru axle, groupset 12 speed, elctronic shifting, jarang sekali diaplikasikan pada sepeda triple sekarang ini.
Kekurangan sepeda triple chainring:
- Shifting yang lebih kompleks
Dengan banyaknya pilihan gear seperti 24 atau 30 gear, kita juga kadang tidak ingat sedang berada di posisi speed/gear berapa. Melihat ke indikator di shifter, menunduk melihat posisi rantai dimana pasti pernah atau sering kita lakukan supaya tahu bagaimana untuk mengatur gear selanjutnya. Speed yang terlalu banyak itu membingungkan, dan kadang mengganggu konsentarasi pada saat bersepeda. Tidak hanya harus fokus pada jalan, tetapi juga harus mengingat atau melihat posisi gear. Memerlukan pengalaman dan insting yang tepat untuk cepat berekasi atau mengganti gear ketika menghadapi medan yang berbeda. Pemilihan gear yang salah lebih mudah terjadi, membuat cadence dan kekuatan kaki yang tidak proporsional. - Berat
Berat mungkin tidak menjadi masalah bagi sebagian orang. Untuk bahan/material yang sama sepeda triple chainring pasti memiliki bobot yang lebih besar dibanding sepeda yang hanya memakai dua atau satu chainring. Dan pada akhirnya, kita membawa-bawa beban untuk chainring yang tidak pernah kita pakai atau tidak kita perlukan. - Crosschain
Crosschain adalah posisi rantai yang terlalu miring, terjadi pada kombinasi chanring-sprocket yang paling besar-besar atau kecil-kecil. Posisi rantai sepeda yang terlalu miring akan lebih menarik sprocket dan chainring ke arah dalam, roller dan sambungan rantai yang saling menggerus karena perputarannya tidak searah rantai. Hal ini akan mempercepat kerusakan pada komponen gear rantai. Crossschaining juga membuat kekuatan kayuhan tidak efisien, karena rantai yang miring tidak berputar sebagus rantai yang lurus, sehingga sebagian tenaga dari kekuatan kayuhan tidak akan sampai dan terpakai untuk memutar roda.
Jadi walaupun memiliki jumlah speed yang banyak, seperti 24 atau 30 speed, tidak semua bisa dipakai, ada beberapa kombinasi gear yang harus dihindari untuk menjaga komponen sepeda agar tidak mudah rusak.
Hal ini bisa dihindari dengan menghindari kombinasi chanring-sprocket yang paling besar-besar atau kecil-kecil, sehingga harus ingat dan tidak malas ganti gigi.
Sepeda triple chainring cocok dan bisa dipakai pada semua area karena gear ratio bisa menyesuaikan. Cocok untuk perjalanan panjang dengan beban (touring), karena dengan beban yang berat, setiap perpindahan gigi lebih terasa perbedaannya.
Sepeda Double Chainring
Sepeda double chainring (2x) mempunyai karakter yang lebih sempit daripada triple chainring, pilihan gear ratio dan rentang gir ratio yang lebih sedikit/kecil.
Pada sepeda double chainring, karakter sepeda lebih jelas dan efektif, pemilihan chainring dan casette lebih difokuskan sesuai jenis sepeda (offroad, onroad, santai). Jika dibandingkan dengan chainring pada sepeda triple, pada sepeda double chainring, sepeda balap menggunakan chainring yang besar dan sedang, tidak memakai chainring yang kecil/granny. Dan Sepeda gunung menggunakan chainring sedang dan kecil/granny, tidak memakai chainring yang besar.
Sepeda balap tidak terlalu membutuhkan chainring yang kecil sekali (lebih kecil dari 30T), sepeda balap yang ringan dan aerodinamis bisa membantu sepeda untuk lebih mudah mengalahkan tanjakan dan berakselerasi. Begitu juga dengan chairing besar sekali (50T) pada sepeda gunung, area yang kasar dan berbukit bukan area yang ideal untuk bersepeda dengan kecepatan tinggi, dan kayuhan yang berat.
Pada sepeda double chainring, contoh kombinasi chainring- sprocket dan gear ratio:
- sepeda balap: 52/36T, 52/42T,
- sepeda gravel: 50/34T,
- sepeda gunung: 36/26T, 38/28T.
- sepeda lipat: 50/34T, 52/26T
Contoh sepeda double chainring: Polygon Helios LT8 Disc, Pacific Primum Pro, Thrill Ravage AL 4.0, United Kyross 2.1.
Sepeda double chainring mungkin yang paling banyak dipakai sekarang ini, tidak terlalu all area dan sedikit mubazir seperti triple chainring, tetapi juga tidak terlalu spesifik seperti single chainring. Pilihan sepeda dan partnya juga sangat bervariasi dengan harga yang bersaing.
Posisi chainring yang tidak selebar triple chainring, membuat tingkat keparahan akibat crosschain sedikit berkurang, walaupun juga masih bisa terjadi. Karakter sepeda double chainring berada di anatara sepeda triple chainring dan single chainring. Sepeda double chainring memiliki fleksibilitas yang lebih baik dari single chainring, sekaligus juga memiliki efektif dan efisiensi yang lebih baik dari sepeda triple chainring.
Kelebihan sepeda double chainring:
- Efisien
Sepeda gunung, sepeda balap, sepeda gravel modern kebanyakan memakai double chainring, karena karakter yang lebih kuat (untuk offroad saja, atau on road saja), ukuran gear disesuaikan dengan jenis sepeda, tidak bisa untuk all area. - Lebih simple
Hanya ada pilihan chainring besar atau kecil, memudahkan untuk mengingat dan mengganti gear depan. Dibandingkan triple chainring, sepeda double chainring lebih ringan sedikit.
Kekurangan sepeda doubel chainring:
- tidak mendapatkan kelebihan-kelebihan yang ada pada sepeda triple atau single chainring.
Sepeda Single Chainring
Sepeda single chainring atau one by atau 1x adalah sepeda spesialis, mempunyai karakter yang sempit terbatas alias spesifik, dengan sedikit pilihan gear ratio. Untuk gear range, hampir semua ukuran sprocket terbesar (50T) dan terkecil (10T) dipasangkan pada sepeda single chainring. Hal ini kritikal, agar sepeda single chainring masih bisa untuk mendapatkan kecepatan sekaligus juga untuk pedal/kayuhan yang ringan.
Gear range adalah perbandingan gear terbesar dengan gear terkecil pada cassette. Contoh cassette Shimano XTR CS-M9100 12 speed 10-51T, memiliki gear range 510%, yang didapat dari 51T/10T x 100%.
Sepeda single chainring memiliki tujuan yang khusus, untuk area yang spesifik atau pesepeda yang spesifik, baik untuk sepeda gunung maupun sepeda balap. Contoh yang paling gampang adalah sepeda gunung Downhill, sepeda ini hanya dipakai untuk turunan, untuk apa memakai triple chainring, atau memakai cassette 12 speed? Cukup dengan 4-7 speed dengan satu chainring, sudah cukup untuk mengalahkan medan turunan.
Pada sepeda single chainring, ukuran chainring/gear depan yang biasa dipakai:
- sepeda balap: 36T, 40T, 42T
- sepeda gravel: 40T, 42T
- sepeda gunung: 32T, 34T, 36T
- sepeda lipat: 50T, 52T, 53T
Contoh sepeda single chainring: Thrill Ricochet T140 1.0, Pacific Skeleton 5.0 27.5″, United Gravil, Polygon Siskiu N9.
Pemilihan ukuran chainring yang dipakai harus dipertimbangkan dengan matang, karena hanya punya satu, tidak ada alternativenya. Sesuaikan dengan ukuran sprocket/cassette yang akan dipasang, sehingga kita bisa mengetahui gear ratio terkecil sampai gear ratio terbesar. Dari rentang gear ratio tersebut, kita bisa memutuskan apakah ukuran chainring sudah cocok. Memperbesar ukuran chainring akan membuat sepeda bisa lebih ngebut dengan kayuhan yang lebih berat, dan begitu juga sebaliknya.
Umumnya sepeda single chainring lebih cocok dipakai dengan 11 atau 12 speed, sehingga memiliki gear range yang besar, karena satu-satunya yang bisa membuat rentang gear ratio yang lebih besar adalah dengan memperbanyak jumlah sprocket. Ukuran sprocket tidak akan berurutan semulus double apalagi triple chainring, contohnya 11-50T SRAM Eagle NX: 11,13,15,17,19,22,25,28,32,36,42,50. Setiap perpindahan gigi akan mempunyai loncatan kekuatan yang lebih terasa. Sehingga memerlukan kaki dengan kekuatan yang cukup bagus untuk mengantisipasi ini.
Sehingga jika dibandingkan sepeda lain, sepeda akan terasa lebih berat untuk akselerasi dan mungkin menanjak, dan kurang cepat di jalan datar atau turunan, karena memang sepeda single chainiring bukan serba bisa di semua area.
Faktor keunggulan single chainring adalah tidak ada shiter depan dan kabelnya. Kokpit terasa lebih bersih, dan bisa dipakai untuk tuas lain seperti remote suspension, seat post remote, bike computer, dll. Sepeda juga akan terasa lebih ringan, bisa menghemat berat antara 400gr – 700 gram. Yang menyenangkan adalah shifting hanya dikontrol oleh satu tangan saja untuk RD. Cukup naik dan turun gear belakang, tanpa perlu memikirkan gear depan, sehingga bisa lebih fokus dan konsentrasi ke jalan.
Sepeda single chainring bisa diatur untuk fokus pada kecepatan atau ringannya kayuhan, tidak bisa keduanya, hanya satu diantaranya. Dengan mengatur atau memilih konfigurasi sprocket dan chainring yang berbeda. Jangan harap sepeda single chainring bisa secepat sepeda balap sekaligus ringan di tanjakan atau offroad. Pilihan gear rationya akan lebih mengarah ke gear ratio kecil, atau gear ratio besar, atau gear ratio menengah. Sepeda single chainring yang tepat adalah yang semua gearnya terpakai secara efektif dan efisien, tidak ada gear yang sia-sia terpasang.
Sepeda gunung banyak yang sudah beralih ke single chainring, membuat sepeda yang lebih spesifik. Bagi yang suka memakai sepeda gunung di offroad dan jalan aspal juga, rasanya kurang cocok untuk memakai sepeda single chainring. Sepeda balap masih belum terlalu banyak, karena pada beberapa kasus seperti jalan tanjakan atau untuk akselerasi, masih dibutuhkan gear yang berbeda. Sepeda gravel yang sepertinya akan lebih banyak memakai single chainring, karena sepeda ini juga termasuk sepeda yang lebih spesifik daripada sepeda balap.
Sepeda lipat banyak yang memakai single chainring, karena bisa menghemat berat, membuat sepeda lebih simple, dan area bersepeda yang spesifik (santai, kota/urban). Sepeda lipat single chainring kebanyakan memakai chainring besar di atas 50T, 52T, 53T. Karena sepeda lipat memakai ukuran roda yang kecil 20″, sehingga putaran pedal dan kaki (cadence) tidak perlu terlalu cepat untuk mendapatkan kecepatan rata-rata. Beberapa sepeda lipat juga memiliki internal gear (hub gear) seperti sepeda lipat Brompton, yang bisa menambah gear ratio tanpa harus menambah chainring atau sprocket.
Secara harga part dan sepeda single chainring masih agak lebih mahal dibandingkan dengan lainnya. Karena pemakaiannya belum sebanyak jenis sepeda lain, dan pemakaian teknologi-teknologi sepeda yang lebih modern dan baru.
Kelebihan sepeda single chainring:
- Sangat simpel
Tidak ada shifter depan lagi, tidak perlu lagi memikirkan gear depan. - Lebih ringan
Yang dikurangi bukan hanya chainring, tetapi juga termasuk kabel dan tuas shifter.
Kekurangan sepeda single chainring:
- Gear range terbatas
Jika tidak memakai cassette 11 atau 12 speed dengan sprocket yang besar atau kecil sekali, maka gear ratio menjadi lebih kecil. Bisa jadi susah untuk menanjak atau kecepatan yang terbatas. - Mahal
Karena masih terus dikembangkan, pilihan dan komponen khusus untuk sepeda single chainring masih lebih mahal dibandingkan yang double atau triple chainring. Tetapi seperti teknologi lainnya, semkain lama harga sepeda single chainring akan semakin murah.
Munculnya cassette dan sprocket dengan ukuran yang lebih kecil dan besar memang bisa mengubah gear ratio standard. Komponen khusus dan aksesoris tambahan kadang dibutuhkan agar kita bisa mengupgrade dan menutupi kekurangan dari masing-masing jenis sepeda.
Sepeda single chainring memang berkembang lebih pesat dan terus mendapat perbaikan. Sepeda double chainring menjadi pilihan yang aman, sementara sepeda triple chainring sudah mulai pudar dan kurang dikembangkan. Terlepas dari reknologi, support dan harga, semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan yang tidak bisa dihindari. Faktor kekuatan atau fitness level dari pesepeda, tujuan dan area bersepeda harus dijadikan patokan untuk memilih jenis sepeda yang paling cocok.
Sepeda jenis apa yang kamu pakai sekarang ini? Single, double atau triple chainring, dan mana yang menurut kamu paling bagus? Silahkan tambahkan komentar kamu di bawah.
hallo min,
saya ada sepeda polygon premier 3, sudah saya ubah sedemikian rupa agar lebih nyaman dan kencang untuk di jalanan perkotaan yang mayoritas aspal dan datar. namun masih ada satu hal yang kurang yaitu ubah cranksetnya, saya mau ganti single chainring supaya lebih praktis karena prakteknya saya hampir tidak pernah menggunakan 2 ring lainnya, saya selalu nenggunakan yang terberat. Jika untuk tanjakan saya ubah2 di gear belakang sudah cukup, alhamdulillah dengkul saya termasuk kuat 😁
pertanyaannya ukuran chainring berapa yang tepat untuk sepeda saya yang 8 speed min?
terima kasih. semoga sehat selalu.
Malam min, saya pakai polygon path 3, ingin upgrade biar ada suara tawon/lebah bagusnya apa yg diganti min? Sama mau upgrade juga biar lebih kencang, terus crank itu ngaruh gk ke speed? Kalau upgrade bagusnya merek apa?, terima kasih 🙏 bantuin ya min plis ,bagus pakai single, double chainring atau tetap di triple, Medan 100% aspal 🙏🙏
Halo,
Saya menggunakan sprocket shimano 8 speed 34t.
saya mau ganti crank,
Bagusnya menggunakan ukuran berapa dengan medan jalan naik turun?
Ukuran paling besar yang dapat digunakan berapa?
Untuk sepeda saya menggunakan sepeda lipat urbano 3 DLT
Permisi Om, Jika single/double chainring mau diganti menjadi triple chainring bisa atau tidak ya? Apakah tempatnya cukup? (atau apalah namanya tempat chainringnya itu..). Apa saja yang perlu diganti/ditambah?
Maaf Om, baru belajar sepeda.. 🙂
Halo, mau nanya, sepeda saya memakai chainring 53/39. Apakah bisa saya mengganti chainring jadi 56/39 atau 58/39? Hanya mengganti chainring terbesar saja atau grupset untuk chainring dalam penjelasan di atas itu udah baku? Terima kasih
Sore min,
Seli pacific 2980RX 9.0 bawaanya masih single chainring 53 T. Sprocketnya 9 speed 11-36. Mohon masukannya nih min, rencana mau upgrade ke double chainring biar enak di jalan lurus dan tanjakan. Kira2 ukuran yg ideal utk chainring brp ya?
sepeda saya ebike kalosi miles standart chainring 44t dg sprocket 8 sp 12-32, jika di upgrade singel chainring dpn 40t dg sprocket 10sp 11-42 deore m4100 ,sdh ideal kah ? makasih sblmnya
Halo bro,
Idealnya sih saya kurang tahu juga, tergantung area bersepeda dan kekuatan bro juga.
Tapi ganti ke 40t dengan sprocket 11-42 akan lebih mudah untuk tanjakan, top speed hampir sama saja, malah lebih pelan sedikit sebenarnya.
Coba aja pakai tetap pakai chainring 44t bro, sepeda lebih ngebut, tanjakan juga lebih enteng. Tapi kalau dengan 44t tanjakan masih berat sekali, bisa ganti ke 40t supaya lebih ringan.
Dan kalau ganti ke 10 speed, harus ganti RD, freehub, shifter, dan rantai.
Thx.
Double chainring sekitar 50/34 ada pilihan merek apa yang sedang aja OM
Untuk yang sedang bisa cek Shimano Claris atau Sora bro..
Hai,bro..
Mau minta rekomendasi beberapa merk single chainring uk 32/34T yg kompatibel dgn seli texas police. Thanks alot.
BismILLAAH.
Malam om.
Kalau ganti cog dari 16T ke 17T apa perlu nambah chain link atau panjang rantai?
Misalnya dari 102 ke 103
Makasih sebelumnya.
Halo om,
Kalu untuk nambah 1T saja, tidak perlu mengubah panjang rantai kalau rantai yang lama panjangnya sudah pas.
Makasih.
Halo, saya mau ganti chainring jadi uk 32/34 t. Chain bawaannya prowheel 52t bb square, jika ganti single chain dengan bb HT2 bisa gk yah?thanks
halo..
Mau minta rekomendasi beberapa merk single chainring uk 32/34T yg kompatibel dgn seli texas police. Thanks alot.
Hallo Bro,
Gimana caranya upgrade kaki dan nafas panjang biar gowestnya okeh, biar bisa ngebut , bisa naik di tanjakan panjang dan bisa turing luar kota pakai sepedah.
Tengkiyu yah sudah respond
Halo bro,
Ga ada cara instant supaya bisa upgrade, kecuali latihan dan latihan, supaya otot terbiasa, berkembang dan lebih kuat lagi. 🙂
Semangat bro!
Halo, Om. Sepeda saya Polygon Premier 4 tahun 2016 dengan 3×8 speed Altus (bawaannya). Rencana mau upgrade bertahap. Pertama mau ganti dengan crankset Deore M5100 yang single chainring, tapi tetap mempertahankan 8 speed yg di belakang. Pertanyaan saya, seberapa besar keuntungan yang saya peroleh dari crankset ini (kasta lebih tinggi dan teknologi 2-piece crankset) dibandingkan dengan kehilangan beberapa gear ratio karena saya memangkas 2 chainring?
Mungkin ilustrasinya begini: Kondisi paling enteng dari bawaan kan depan 24T dan belakang 32T. Kalau pakai Deore M5100 yang single chainring, kondisi paling entengnya depan 30T dan belakang 32T (karena sementara belakang masih pakai bawaan Premier 4). Tapi, dengan Deore M5100 kan teknologinya sudah baru, BB-nya beda, materialnya mungkin juga beda, chainring cuma satu, ga ada shifter depan, ga ada kabel shifter depan, ga ada FD. Nah, dengan kondisi ini apakah kayuhannya tetap lebih enteng pakai yang lama karena gear ratio-nya masih lebih kecil yang lama?
Halo om,
Yang pasti sepeda jadi tambah ringan, pengoperasiannya juga lebih simple, cuma mikirim shifter kanan aja.
Komponen yang dirawat juga maskin sedikit, tapi gear ratio memang terbatas, top speed berkurang, nanjak juga makin berat.
Groupset kelas lebih tinggi efeknya banyak ke material lebih ringan, lebih berkualitas, shifting lebih lancar, dan lebih loncer.
Tapi kayuhan dari 24T lama tetap aja lebih ringan dari kayuhan 32T M5100, upgrade groupset ga akan buat chainring 32T jadi rasa 24T.
Untuk single chainring memang lebih enak pakai cassette besar atau speesnya banyak, untuk menutupi kekurangan dari 1x chainring.
Semoga membantu om.
Siaaap…. Pemaparannya sangat jelas. Terima kasih, Om….
Saya suka Double Chainring, 70% aspal, 30% offroad tanjak, pingin pakai MTB bantu rekomendasi pilihan sepeda OM
Untuk MTB banyak pakai aspal, pakai yang double atau triple chainring, hardtail dan travel suspensi pendek.
Atau mungkin bisa pakai sepeda hybrid.
Pilihannya bisa banyak, bisa cek di: Perbandingan sepeda, nanti om bisa cari sesuai harga dan spek yang om mau.
Saya mau nanya roadbike saya kan dual chainring tapi crank armsnya masih bb kotak. Kalau saya ganti crank arms ht2 kyk luce atau litepro gt dia bisa cocok ngk y buat dual chainring?. Apa semua crank arms ht2 ada yg berbeda atau sama semua y?
Bisa bro kalau mau pakai double chainring HT2, tapi harus ganti BB sekalian, cari BB Ht2 yang ulir juga.
Untuk crank road bike, selain ukuran gearnya, biasanya beda karena panjang tuas pedal (crank arm) nya.
Bang sepeda saya primer 5 2021 yg 2×9 speed, saya mau ganti chanring holowtech 2, rencana mau ganti yg single chanring, tetapi masih ragu. Atau saya tetap yg pake doble chainring,? Mohon bantuanya bang 🙏
Kalau main sepeda areanya ga segala area, atau satu jenis area saja (offroad saja atau aspal saja), boleh pindah ke chainring.
Kalau main di aspal, offroad juga main, lebih baik pakai double aja bro, bakal lebih enteng.
🙏
Permisi gan .. artikel yang bagus sekali.. ijin tanya
Saya punya sepeda dengan spek : Sora short 9s , sprocket 11-34T, chain YBN ti 9s 116L
Rencana mau upgrade chainring (bawaannya 52T)
1. Apakah dgn spek di atas bisa pakai chainring hingga 56T?
2. Bagaimana cara mengetahui jumlah max chainring di sepeda ?
Terima.kasih
Gan, sy mau rakit seli. Sy mau beli frame dg disc brake. Sy belum paham pemilihan groupset/drive train. Apakah utk seli bisa pakai groupset utk mtb seperti deore atau road bike seperti sora. Tk sharing ilmunya.
Hi gan,
Bisa gan, untuk sepeda lipat bisa pakai groupset drivetrain MTB atau Road bike, walaupun untuk 7/8/9 speed bisa dicampur,tapi usahakan pilih salah satu saja supaya lebih optimal dan kompatibel.
RD & cassette sepeda gunung lebih panjang dan besar, kadang bisa jadi masalah di seli yang kecil kaya 16″, apalagi ditambah goatlink.
Thx.
Halo Om, semoga sehat selalu, mohon saya ada pertanyaan
saya mau konsul sedikit ni gan mungkin ada yang bisa bantu.. saya punya kan xtrada 6 2021 yang 1×11 dengan belakang 51T dan Depan single 32T
nah ada xtrada 6 2021 juga dengan kombinasi 2×11 dengan belakang 42T dan depan dual 36T dan 26T
saya tau 1×11 lebih oke untuk tanjakan tapi untuk jalan lurus masih unggul di 2×11 dengan asumsi kemampuan dengkul yang sama 🙂
yang jadi pertanyaan :
kalau 1×11 saya yang kombinasi belakang 51T itu depannya saya ganti jadi dual chainring bagaimana ya Om? apakah lebih efektif? kita keluarkan faktor biaya ya Om, jadi hasil akhir rencananya 2×11 dengan belakang 51T dan depan menjadi dual 36T dan 26T , atau Om punya saran lain untuk ukuran depan, karena kalau tidak signifikan saya akan tetap stay di single Om
Thanks Om
Perbedaan antara crankset axle 30 dan axle 24 apa ya?
Beda besar diameter untuk as/spindle crank nya om. Harus disesuaikan sama jenis bottom bracketnya.
Malam Min, ada rekomendasi sepeda yang cocok utk jalanan beraspal di Ibukota dan yang gampang dibawa nanjak naik jembatan misal jembatan flyover ?
Masih bingung mau beli yang 2 chain ring atau single.
Dan lebih enak beli sepeda murah seperti police texas kemudian upgrade besar atau beli ecosmo z8 kemudian upgrade dikit ? Utk keperluan diatas
Cara pemakaian gear 2 x 9 dan tujuan utk apa aja ( dipakai utk keperluan apa saja)
Coba-coba kombinasi gear aja om.
Kalau jalan datar, supaya kencang, pakai gear depan besar, belakang kecil.
Kalau untuk jalan nanjak, atau supaya kayuhan ringan, gear depan kecil, belakang besar.
Tinggal disesuaikan aja sama kondisi dan kekuatan kaki.
Thx.
Selamat siang bro, mau tanya saya mau pakai sprocket 11 speed dengan single chainring 52T kira – kira cocok nggak buat Vello ? mohon masukannya… tks
Cocok bro, roda kecil enak ngebut dan nanjak bro, cuma RD nya agak dekat ke permukaan jalan pas nanjak..
Numapng nanya bro
Saya pakai crankset XT 32t M8000, saya ganti chainring ke single chainring 38t-22t, katanya mekanik ngga sesuai karena chainring single 38t-22t cekungan giginya lebih rendah, menurut bro gimana ?
Sorry bro, maksudnya dari single mau ganti ke double chainring?
Om saya pake tripel chainring 22-30-40t sproket 11-42t,di shifter saya make double untuk memaktikan chainring lebih ke yg 22t apa 40t,lebih bagus yg mana..?
Halo om,
Kalau om nya suka ngebut dan ga banyak nanjak, matikan yang 22T.
Kalau om nya suka nanjak, tapi ga apa-apa ga terlalu ngebut, matikan yang 40T.
Thx om..
admint saya mau nanyak ,,sepeda saya itu premier 5 , masih bawaanya triple crankning , speednya 9 ,, saya mau ganti speed 10 , tapi triple crankning ,, apakah bisa , atau ada hubungan ama rantai atau RD nya ,, mohon pencerahannya
terima kasih
Halo om,
Bisa aja om ganti ke 10 speed.
Tambahannya ganti rantai 10 speed, shifter 10 speed, sama RD 10 speed (kaya Deore M6000) juga.
Thx.
Kalau triple chairing utk sepeda dng uk velg 24″ pakai apa yg enak buat touring,dan sprocketnya pakai apa
mau tanya,saya punya sepeda sebenarnya sdh lama,asal beli saja.belakangan lagi demam bersepeda,mau ganti group set.Tujuannya utk kenyaman dan rangenya luas,baiknya pilih group set nya bagaimana yg sekali kali bisa jarak jauh,saya pakai sepeda dng uk.Velg 24″.
Mohon sarannya,dan mau ganti dari V brake ke Discs brake maklum sepeda jadul.Group setnya menengah yg nyaman
Halo om, lebih baik pakai dual atau triple chainring. Bisa pakai groupset Alivio (2×9 atau 3×9), atau Deore (2×10). Untuk triple chainring ukuran 24/34/42T udah cocok untuk touring.
Untuk disc brake, sebenarnya tergantung frame nya juga om, bisa baca: Panduan memilih disc brakeDisc Brake/Rem Cakram: Panduan membeli dan memilih.
Terima kasih.
hallo bro mohon pencerahan nih,
sy pake RD XT 11 speed, Sproket XT 11-46T
supaya enak tanjakan curam bisa pake deore triple 40-30-22 atau cukup dengan XT double 34-24 yah??
Halo bro,
Kayanya lebih enak pakai double 34/24 bro, apalagi concernnya untuk tanjakan curam.
Cuma kalau mau ngebut-ngebut maksimal sih lebih cocok triple atau pakai double yang ukurannya lebih besar.
Thx..
hallo bro mau minta masukan nih
sprocket 10s 11 46, saya pngen pakai chainring dobel tapi masih bingung pake 36t,46t atau 38t,48t ya.mohon masukannya bro biar ngaspal ngebut tanjakan enak..
Halo bro,
Saya lebih cocok 36/46T lebih enteng nanjak, tapi kalo bro nggak terlalu berat di tanjakan bisa pakai 38/48T (lebih ngebut), tapi bedanya dikit aja sebenarnya.
Terima kasih.
iya bro makasih, soalnya cuma track aspal kota kota yg kadang ada tanjakan gitu sih.
Om admin, klo triple chainring mau dilepas salahsatunya dibuat double chainring, apa shifter & fdnya masih bisa dipakai, atau harus ganti?
Bisa bro, nanti putar baut limitnya biar dibatasin supaya ga pindah ke chainring ketiganya.
Min saya punya Trill, mau upgrade Chainring dari 38.26 ke 46.26 bisa ngga Min ?
ada ngga ya di pasaran Chainring 46.26 ?
Kayanya ga ada yang selisih ukuran jauh begitu untuk sepeda gunung bro..
Yang agak jauh kaynya 24-38t atau 26-42t. Bisa dirakit sendiri juga sebenarnya bro.
Tapi belum tentu bisa, tergantung jenis RD nya juga.
Karena kalau beda terlalu jauh ukuran chainring, kelebihan rantainya belum tentu sanggup ditampung RD nya, karena kapasitas RD nya terbatas.
Bisa dibaca disin untuk kapasitas RD: Rear Derailleur Cage Sepeda.
Sepeda polygon path bawaan masih triple chainring (48.36.26).
Baru sebulan lebih dipake tapi jarang pake crank 48 nya buat ngebut, agak berat dipake kalo dipake terus. Crank 26 waktu awal2 buat nanjak sering dipake, tapi sekarang pake crank tengah 36 terus.
Rencana mau ganti ke HT2 dual/single chainring, tapi bingung ambil seri shimano roadbike/mtb.
apa ada saran min??
Lebih aman kalau pakai dual chainring om, kalau single chainring harus ada yang dipilih, antara ngebut atau enteng di tanjakan, susah dapat dua-duanya.
Ikut chainring yang lamanya aja, road atau mtb.
Terima kasih.
Ok min, makasih nanti dicari2 dulu yang pas
Saya sampai saat ini bertahan di triple, medan 70% aspal 30 offroad; 70% nanjak 30% rata
Lebih fleksibel.
Siip bro, triple chainring emang lebih fleksibel dibawa kemana-mana.
Thx.
Min mau tanya untuk ukuran rasio gear 5.0 gmna yaa set nya