Disc Brake Campagnolo AFS
Disc Brake Campagnolo AFS

Disc Brake/Rem Cakram: Panduan membeli dan memilih

Disc brake atau rem cakram tidak lagi eksklusif untuk sepeda gunung (MTB), jenis rem ini sudah dipakai hampir oleh semua jenis sepeda. Mungkin dulu kebanyakan dipakai pada sepeda gunung karena area bersepeda MTB yang lebih ektrem, berair, becek-lumpur, debu dan sebagainya. Disc brake juga dulu identik dengan rem yang lebih berat, karena menggunakan lebih banyak komponen metal, sehingga dianggap menambah beban sepeda jika dibandingkan dengan rim brake. Tetapi seiring perkembangan teknologi metalurgi, bisa dihasilkan rem cakram dengan bahan yang lebih ringan dan lebih kuat. Di samping itu juga, perkembangan desain frame, drivetrain, gearing dan komponen sepeda, membuat sepeda modern lebih ringan, cenderung mudah berakselerasi dan kecepatan yang lebih tinggi. Hal ini tentu saja membutuhkan rem yang lebih kuat agar lebih aman dan nyaman.

Sepeda balap yang dulunya kebanyakan memakai rim brake (rem U/V/centilever/caliper) sekarang ini sudah mulai banyak yang memakai disc brake. Termasuk aliran turunannya yaitu sepeda gravel (gravel bike) yang merupakan hibrid antara MTB dan road bike, didominasi oleh rem disc brake karena pemakaian di jalur-jalur tanah dan batu. Sepeda lipat (seli) juga sudah berkembang tidak hanya menjadi sepeda kota, tetapi sudah untuk perjalanan jauh dan cepat, folding bike dengan 10-11 speed sudah tidak aneh lagi, walaupun menggunakan ukuran roda/ban yang kecil (16″ dan 20″), tetapi rem cakram dianggap lebih efisien. Termasuk sepeda listrik (e-bike), yang kekuatannya dibantu oleh motor listrik yang memberi tenaga lebih kuat dan konsisten dibandingkan otot kaki, membutuhkan rem yang lebih responsif dan agresive, dan disc brake mampu menangani sepeda listrik yang kuat ini dengan baik.

Setelah sempat dicoba, dilarang, akhirnya pada July 2018, UCI (Union Cycliste Internationale) sebagai organisasi sepeda dunia mengizinkan pemakaian disc brake pada sepeda balap dan BMX untuk dipakai pada kejuaraan atau perlombaan sepeda.

Beberapa alasan utama pesepeda lebih memilih disc brake adalah:

  • menghentikan sepeda lebih cepat, kuat, dan konsisten
  • performa yang bagus pada kondisi air, debu, lumpur, dll
  • penggunaan ban yang lebih lebar: tidak terbatas karena lebar jepitan rim brake.
  • mengurangi kerusakan pada rim/velg
  • sepeda yang lebih cepat: merasa lebih yakin dan aman dengan rem yang lebih kuat.

Unutk pembahasan lebih lengkap tentang kekurangan disc brake dan kelebihan rim brake bisa dilihat di artikel: jenis rem sepeda.

Disc brake sepeda mempunyai jenis, fitur, dan harga yang berbeda-beda, ada beberapa hal yang perlu kita ketahui untuk memilih disc brake yang ideal bagi kita, tidak terlalu kuat ataupun tidak terlalu lemah. Termasuk juga menyesuaikan dengan kompabilitas sesuai dengan frame/fork atau komponen lain yang ada di sepeda kita.

Bagian-bagian dari disc brake sepeda:

  1. Caliper
  2. Rotor
  3. Mount
  4. Adaptor (optional)
  5. Kabel
  6. Brake pad
Komponen pada disc brake sepeda
Komponen pada disc brake sepeda

Frame dan Fork yang kompatibel

Hal pertama yang paling perlu diperhatikan ketika akan memakai atau mengganti disc brake adalah apakah frame/rangka dan fork kita mendukung atau mempunyai rem cakram? Kalau iya, bentuknya seperti apa?

Kebanyakan frame sepeda MTB sudah memiliki dudukan untuk memasang disc brake, tetapi tidak selalu ada pada sepeda balap, sepeda lipat, dan lainnya. Jika tidak ada, maka disc brake tidak bisa dipasang, kecuali harus ditambahkan atau dibuatkan dudukannya, atau pilihan lain adalah memasang adaptor atau konverter rim brake ke disc brake.

Dudukan pada frame/fork adalah untuk menempatkan komponen caliper atau penjepit rem cakram. Ada 3 jenis dudukan atau mount untuk disc brake pada sepeda, yaitu:

  1. Post Mount
    Post mount (PM) atau direct post adalah jenis dudukan rem cakram yang bautnya dipasang langsung dan masuk ke arah frame atau fork sepeda. Jarak antara lubang baut pada post mount adalah 74mm, menggunakan ukuran baut M6, yang bentuk dudukan bautnya menonjol keluar dari frame/fork. Dudukan post mount mempunyai kelebihan bentuk dan pemasangannya yang simple. Kekurangannya adalah, karena lubang dengan drat untuk baut berada di dalam frame atau fork, jika terjadi kerusakan seperti dratnya aus/dol, atau baut patah di dalam, maka akan sangat sulit untuk memperbaikinya. Jenis dudukan post mount adalah jenis yang dipakai pada sepeda gunung sudah sejak lama.
  2. International Standard (IS)
    IS adalah jenis dudukan yang dengan lubang yang posisinya tegak lurus terhadap frame atau fork, tidak ada drat pada lubang mount IS, nantinya caliper rem akan dijepit dengan baut dan mur pada kedua sisi lubang tersebut, dengan jarak antara lubang adalah 51mm. Standard International ini dibuat agar  mengakomodir semua jenis sepeda. Karena jenis dudukan Post Mount tidak cocok dipasang pada semua jenis sepeda, karena bentuk frame dan jenis komponen yang berbeda dengan sepeda gunung.
    Banyak yang lebih menyukai dudukan caliper rem IS karena mengurangi potensi kerusakan permanen pada frame. Tetapi kekurangannya adalah, pemasangannya lebih kompleks, dan umumnya membutuhkan tambahan adaptor untuk dipasangkan caliper. Kebanyakan kaliper rem cakram yang beredar mempunyai dudukan lubang jenis Post Mount, sehingga untuk memasang caliper pada rangka dengan lubang IS perlu ditambahkan adaptor.

    Perbedaan dudukan Post Mount vs International Standard vs Flat Mount
    Perbedaan dudukan Post Mount vs International Standard vs Flat Mount

  3. Flat mount
    Jenis dudukan flat mount merupakan turunan post mount yang dibuat untuk mengakomodir sepeda balap, yang dikembangkan oleh Shimano. Flat mount mempunyai lubang pada frame, tetapi tanpa bentuk yang menonjol, lubangnya rata dengan frame. Dibuat untuk mengurangi berat, lebih aerodinamis karena lebih ramping. Jarak antar lubang pada flat mount adalah 70mm; mirip dengan dudukan IS, lubang flat mount tidak memiliki drat.
    Frame sepeda balap modern, terutama yang berbahan karbon, memakai flat mount membuat struktur yang lebih kuat dan mengurangi potensi kerusakan pada rangka sepeda.

Setiap sepeda bisa memiliki jenis mount/dudukan caliper yang berbeda-beda untuk rem depan dan rem belakang. Fork sepeda lebih umum memakai post mount, sedangkan frame sepeda lebih banyak memakai IS dan flat mount (sepeda balap). Walaupun begitu, selalu ada adaptor dan konverter antara jenis mount dan kaliper rem cakram, yang penting kita tahu untuk memilih adaptor yang sesuai berdasarkan setup yang akan kita buat. Jadi kita tidak harus selalu membeli jenis disc brake sesuai dengan jenis mount yang ada di frame atau rangka sepeda kita.

Kompabiliti Roda

Piringan rem atau rotor akan dipasang pada pusat roda, tepatnya di hub roda. Jadi agar bisa memakai rem cakram, harus memakai hub roda yang kompatibel dengan disc brake. Hub roda disc brake memiliki tambahan dudukan untuk dipasangkan piringan cakram atau rotor.

Ada 2 jenis standard untuk cara atau dudukan rotor pada hub roda, yaitu:

  1. Six bolt
    Sesuai namanya, ada 6 lubang baut pada hub, yang akan kita pakai untuk mengikat rotor pada hub roda. Bentuk bautnya umumnya adalah bentuk bintang (torx), jadi perlu disiapkan kunci torx agar bisa membuka-tutup baut rotor ini, dan tidak bisa dipaksakan dengan kunci L (allen). Karena ada 6 baut, maka ada kemungkinan untuk pemasangan yang tidak simetris atau center, dan kemungkinan kekuatan baut yang berbeda-beda.
  2. Centrelock
    Standard centrelock lagi-lagi dibuat oleh Shimano, untuk mengurangi kekurangan 6 bolt di atas. Sistem punguncian mirip dengan cassette sepeda yang memiliki sirip (spline), untuk memastikan posisi rotor yang sempurna. Ada slot pendek bergerigi untuk memasukkan rotor yang nantinya posisinya akan dikunci dengan lock ring khusus. Buka-pasangnya lebih cepat dan presisi, tetapi membutuhkan kunci atau alat khusus untuk penguncian lock ring.
    Adaptor 6 bolt – centerlock juga tersedia untuk konversi jenis rotor dan hub.
Perbedaan hub roda 6 lock dan centerlock
Perbedaan hub roda 6 lock dan centerlock

Jadi tidak saja harus mempertimbangkan bentuk lebar frame (standard, Boost, SuperBoost atau DH), diameter as roda, cassette, dll, tetapi juga harus memperhatikan jenis dudukan disc brake yang sesuai. Untuk penjelasan lengkap tentang kedua jenis hub ini bisa dibaca di: 6 Bolt vs Centrelock 

Ukuran Rotor Disc Brake

Tidak ada spesifikasi khusus untuk batas maksimum ketebalan rotor yang bisa dipasang pada caliper disc brake, umumnya adalah 3-4mm. Biasanya ketebalan piringan rem bisa dipasang, kecuali ada peringatan tertentu, dan mengikuti rekomendasi kompabilitas rotor dari caliper akan lebih bagus.

Diameter Rotor

Pertimbangan penting lainnya adalah pemilihan ukuran (diamater) rotor yang akan dipakai pada sistem disc brake pada sepeda kita. Semakin besar ukuran rotor yang dipakai cenderung memberikan pengereman yang lebih kuat. Kenapa? Karena adanya gaya leverage (pengungkitan), bayangkan memutar roda dengan tangan, memutar di bagian pusat akan lebih berat daripada memutar di bagian luar roda. Hal yang sama berlaku untuk menghentikannya, semakin jauh dari pusat roda, semakin besar leverage, dan semakin mudah untuk menghentikan roda.

Penjepitan rotor oleh caliper akan menghasilkan panas, semakin besar rotor, maka area penyebaran panas semakin banyak, sehingga mengurangi panas yang berlebihan pada roda, dan lebih aman untuk dipakai secara terus menerus. Seperti untuk kegiatan bersepeda ektrem pada jalan turunan dibutuhkan rotor yang besar, seperti sepeda Downhill (DH) yang memakai ukuran rotor 200mm.

Dimenasi ukuran dimater rotor piringan rem cakram
Dimenasi ukuran dimater rotor piringan rem cakram

Tetapi kekurangan rotor yang besar adalah lebih berat. Sehingga kita sebaiknya memakai ukuran yang kita perlukan saja, Setup sistem disc brake dengan ukuran yang berbeda antara depan dan belakang juga sering dilakukan, disesuaikan dengan gaya bersepeda (contoh rotor ukuran 180mm untuk rem depan dan 160mm di belakang).

Ukuran rotor yang paling umum dipakai adalah 140mm, 160mm, 170mm, 180mm, dan 200mm/203mm.

  • 140mm (5.5″): sepeda balap, BMX, sepeda lipat
  • 160mm (6.3″): XC (cross country), trail, gravel
  • 180mm (7.1″): AM (All Mountain), Enduro, Touring, sepeda listrik
  • 200mm/203mm/205mm (7.9″): Downhill

Ukuran di atas bukan format baku, pertimbangkan berat badan, bawaan, berat sepeda, serta area dan gaya bersepeda. Contoh sepeda lipat listrik mungkin memerlukan rotor 140mm karena kebanyakan dipakai di jalan datar dan kecepatan rendah. Tetapi sepeda gunung listik (e-MTB) akan perlu paling tidak 180mm karena putaran roda yang lebih kuat dan agresive dari motor listrik.

Ketika memasang, akan mengganti, atau mengupgrade ukuran disc brake, kita juga harus melihat posisi caliper. Semakin besar rotor, maka posisi caliper juga harus semakin menjauh, agar posisi jepitan bisa optimum.

Untuk mengubah jarak caliper, kita bisa memakai spacer atau adaptor. Spacer ini akan seperti mengganjal dudukan caliper, sehingga memberikan jarak yang lebih jauh, disesuaikan dengan ukuran rotor yang akan dipasang. Untuk jenis flat mount, satu adaptor ada yang bisa dipakai untuk beberapa ukuran, tinggal dibolak-balik saja.

Adaptor untuk ukuran rotor 140mm disc brake
Adaptor untuk ukuran rotor 140mm disc brake
Perlu diperhatikan juga spesifikasi dari frame atau rotor untuk rekomendasi ukuran diameter disc brake yang bisa dipasang. Seperti frame dan fork suspensi kelas berat yang biasanya memiliki ukuran minimum rotor yang bisa dipasang. Contohnya suspensi suspensi Rockshox Yari yang minimum ukuran rotornya 160mm atau Rockshox Boxxer yang hanya bisa dipasang rotor berukuran paling tidak 200mm.

Struktur dan Material Rotor

Struktur rotor juga akan berpengaruh pada performa rem sepeda. Untuk rotor yang harganya murah, biasanya hanya akan terbuat dari satu material saja. Tetapi pada rotor yang harganya lebih mahal, biasanya terbuat dari bahan yang berbeda di bagian tengah dan bagian luarnya (floating rotor atau 2 pieces structure/design). Bagian dalam terbuat dari bahan yang lebih kuat untuk menahan tekanan dari hub roda, dan bagian luar terbuat dari bahan berbeda untuk gesekan yang lebih kuat dan tahan panas. bentuk bolong bahkan semacam radiator juga dibuat untuk mengurangi masuknya pengotor dan panas yang berlebihan.

Rotor 2 struktur Shimano Ice dengan fitur radiator dan fin
Rotor 2 struktur Shimano Ice dengan fitur radiator dan fin

Kebanyakan rotor terbuat dari baja (stainless steel), yang lebih kuat dan anti karat. Penggunaan material lain seperti aluminium, karbon, compund (campuran) dan berlapis, akan memberikan ketahanan, berat, dan kekuatan yang berbeda-beda. Material dengan kualitas yang kurang bagus akan membuat rotor mudah panas dan memuai, gampang bengkok dan cepat tipis.

Perhatikan juga spesifikasi pada rotor, beberapa rotor hanya bisa dipakaikan pada pad resin (resin pad only), walaupun kebanyakan rotor kompatibel dengan pad yang terbuat dari metal atau resin.

Disc Brake Pad

Brake pad adalah bantalan yang terdapat di dalam caliper untuk menjepit rotor. Brake pad permukaannya kasar, sehingga bisa memberikan gesekan yang kuat, dan untuk mengurangi panas dan kemungkinan pada menempel atau menyatu dengan rotor. Ada dua jenis bahan pad, yaitu organic (resin), dan metal (sintered).

  • Pad resin (organic) terbuat dari keramik high density dengan campuran tertentu (kevlar, carbon, karet, dll) sehingga tidak sekeras metal. Suaranya lebih senyap ketika bergesek, dan menghasilkan pengereman yang lebih kuat pada jepitan pertama (first bite). Tetapi untuk pengereman panjang dan lama, rem resin akan berkurang performanya. Sehingga pad resin ini lebih efektif jika dipakai pada area datar atau gaya bersepeda yang tidak terlalu lama menekan rem.
  • Pad metal (sintered) terbuat dari partikel-partikel metal dan digabungkan menjadi satu blok pada temperatur dan tekanan tinggi. Pad ini keras dan lebih susah tergerus, dan bekerja lebih baik pada kondisi basah dibandingkan resin. Pada metal ini lebih berat, mengeluarkan suara yang lebih keras ketika bergesek, dan juga lebih cepat menggerus rotor karena sifatnya yang keras. Pad metal akan lebih efektif dipakai pada area atau gaya bersepeda yang membutuhkan pengereman kuat yang panjang (lama) seperti di turunan, karena performanya lebih stabil pada kondisi panas.
Brake pad rem cakram resin vs metal
Brake pad rem cakram resin vs metal

Ketika mengganti atau memasang pad baru, perlu proses penyesuaian agar pad benar-benar bisa memberikan pengereman yang optimum, prosesnya disebut bedding. Yaitu dengan memakai rem secara berulang-ulang pada kecepatan yang cukup tinggi, sehingga bentuk atau permukan pad dan rotor akan lebih mulus, membersihkan pengotor agar keduanya bisa mendapatkan bidang kontak yang bagus.

Caliper Disc Brake

Caliper rem atau komponen rem cakram yang berfungsi untuk menjepit rotor, mempunyai jenis dan fitur yang membedakan performanya. Caliper akan merespon tarikan dari tuas rem yang ditransfer lewat kabel (hose), untuk menjepit rotor di roda. Di dalam caliper terdapat piston yang akan mendorong pad ke arah dalam ketika tuas rem ditekan, dan kembali lagi keluar ketika tuas rem dilepas.

Single, dual, quad (1, 2, 4) piston

Jumlah piston di dalam caliper ada yang 1, 2 atau 4, piston in yang akan bergerak mendorong pad ke dalam dan keluar. Semakin banyak piston biasanya akan memberikan kekuatan penjepitan yang lebih kuat dan juga seimbang, sehingga pad yang tergerus akan seimbang bentuknya.

Single piston lebih banyak ditemui pada disc brake mekanikal (non hidrolik), dimana hanya ada satu piston pendorong pad, satu pad lagi diam di tempat, sehingga rotor akan terjepit pada posisi yang sedikit miring pada bagian atasnya, sehingga cenderung membuat penggerusan pada pad dan rotor yang tidak seimbang.

Dual piston artinya sisi kiri dan kanan pad bergerak bersamaan kedalam atau keluar. Jika posis rotor lurus, maka kedua pad akan menjepit pada posisi yang sejajar dan memberikan keseimbangan tekanan dan gerusan pada pad kiri-kanan. Quad atau 4 piston artinya ada dua buah piston di kiri dan kanan, penyebaran tekanan dan kontrol yang lebih bagus dan kuat.

Ketika memasang piringan rem, usahakan posisi rotor mempunyai jarak yang sama ke pad kiri dan kanan, agar kedua piston bekerja dalam tekanan yang seimbang. Piston pada disc brake juga mempunyai fungsi yang akan menyesuaikan jarak dan tekanan terhadap posisi rotor. Sehingga ketika kita mengganti rotor baru, kita perlu menekan kuat rem agar piston bisa menyesuaikan posisinya untuk bentuk rotor yang baru dipasang tersebut.

1-2-4 piston caliper disc brake
1-2-4 piston caliper disc brake

Dan jangan menekan tuas rem pada saat tidak ada rotor di tengahnya, hal ini akan membuat posisi piston lebih maju, sehingga ketika dipasang rotor, posisi stabilnya akan terlalu dekat atau sampai menempel ke rotor. Sehingga kita perlu menekan rotor keluar lagi untuk mengembalikan posisinya agar cukup jauh dari rotor. Makanya biasanya caliper baru atau pada sepeda baru, ada cemacam plastik di tengahnya supaya menjaga posisi piston dalam caliper tidak masuk terlalu dalam.

Kabel Rem

Kabel atau selang pada rem berfungsi untuk mentransfer tenaga dari tekanan tuas rem ke caliper. Seperti yang kita tahu, ada kabel dengan kawat baja di dalamnya (bowden) yang disebut kabel mekanis, dan ada kabel yang menggunakan cairan/fluid di dalamnya kabel hidrolik.

  1. Kabel/sistem mekanikal
    Kabel ini disebut juga kabel bowden, mirip seperti kabel elektronik, terdapat untainan serat kawat besi yang di dalam selongsong plastik. Tarikan dari tuas rem akan menarik kawat besi yang di ujung satunya lagi juga akan menarik kaliper untuk menjepit. Kabel ini harganya murah dan mudah untuk perawatan dan perbaikannya. Tetapi kekurangannya adalah, adanya gaya gesek yang cukup besar antara kawat dan selubung/casing kabel tersebut. Kemungkinan masuknya kotoran dan air ke dalam kabel juga cukup besar, yang bisa mengakibatkan kemacetan dan karat di dalam kabel tersebut.
    Dalam pemakaian jangka panjang, kabel juga akan melar, atau kawat di dalamnya akan menjadi lebih elastis, sehingga ketika ditarik, sebagian hanya akan membuat kabel lebih kencang, dan tidak mentransfer seluruh tenaga tarikan. Sehingga tidak menghasilkan pengereman yang responsive, atau membuat kita harus menekan kuat sekali agar roda bisa berhenti.
  2. Selang/sistem hidrolik
    Kabel ini berisi cairan di dalamnya. Cairan di dalam hose (selang) yang ketika ditekan atau ditarik pada satu ujung, akan memberikan reaksi yang sama di ujung lainnya. Cairan yang dipakai pada rem hidrolik sepeda umumnya adalah mineral oil atau DOT, yang memiliki fungsi yang sama dengan minyak rem kendaraan bermotor. Selain untuk mentransfer tekanan, cairan/fluid ini juga berfungsi untuk menyerap panas dari brake pad.
    Sifat dan mekanisme fluida dalam sistem tertutup memberikan penguatan ketika kita mengerem sepeda, dengan tekanan yang cukup ringan pada tuas rem, sistem rem hidrolik akan menguatkan tekanan yang diberikan pada caliper. Sehingga pada sepeda dengan rem hidrolik, kita cukup menekan pelan saja untuk mengunci roda, usaha/tenaga yang kita perlu keluarkan jauh lebih kecil dari pada rem mekanik.
    Sistem rem hidrolik harus dalam posisi kedap, tanpa ada kebocoran agar berfungsi sempurna, sehingga kemungkinan masuknya kotoran, air, debu dan lainnya ke dalam sistem rem sangat minimal. Tetapi pengembunan, panas bisa membuat air ataupun udara masuk ke dalam sistem rem hidrolik.
    Dan kelebihan lainnya adalah kontrol modulasi rem yang lebih baik. Modulasi sendiri adalah kemampuan untuk mengurangi atau menambah kekuatan sesuai keinginan kita. Rem tanpa modulasi seperti rem dengan tombol on/off, rem atau lepas, kita tidak bisa mengatur kekuatannya. Rem mekanik ataupun rim brake (U atau V brake) juga mempunyai modulasi, tetapi lebih susah untuk dikontrol, karena mempunyai mengandalkan banyak tenaga, sistem terbuka yang kemungkinan ada pengotor yang membuat transfer tenaga tidak responsif.
    Pada suhu ekstrem, cairan hidrolis atau minyak rem bisa membeku atau mendidih, sehingga pemilihan cairan hidrolis sesuai dengan area dan gaya bersepeda juga perlu diperhatikan. Minyak rem sepeda juga mempunyai umur masa pakai, biasanya diganti setiap 2 tahun, atau setelah terjadi penurunan performa rem. Proses penggantian fluid rem hidrolis atau yang disebut belleding membutuhkan peralatan khusus untuk menyedot dan memasukkan fluid baru untuk meminimaliskan pengotor dan udara masuk ke dalam sistemnya.

    Proses Bleeding rem hidrolik
    Proses Bleeding rem hidrolik

Untuk penjelasan lebih detail tentang rem hidrolis dan fluidanya bisa dibaca di: Rem Hidrolik Sepeda

Tuas Rem

Tuas rem disc brake harus disesuaikan dengan frame yang kita punya. Sepeda BMX, sepeda gunung, sepeda lipat dan sepeda balap bisa mempunyai tuas rem yang berbeda-beda. Walaupun kebanyak tuas rem hanya perlu untuk diclamp ke handlebar, tetapi beberapa tuas rem membutuhkan dudukan yang spesifik yang juga bisa mempengaruhi atau mempertimbangkan tuas lain yang kita punya.

Shimano dengan tuas i-spec dan SRAM dengan matchmaker merupakan sistem yang bertujuan untuk mengurangi banyaknya clamp tuas pada handlebars agar tampilan lebih bersih dan minimalis. Seperti tuas rem i-spec Shimano yang hanya memakai satu clamp (penjepit) untuk tuas rem dan shifter. Sehingga kalau kita mau memakai tuas rem dengan fitur i-spec, kita bisa memakai tuas shifter i-spec untuk menghemat ruang. Atau kalau kita memiliki tuas shifter i-spec, sebaiknya kita membeli/memasang tuas rem i-spec juga, sehingga kita tidak perlu memakai konverter atau adaptor tambahan untuk tuas-tuas di stang sepeda kita. Ada beberapa jenis I-spec Shimano, yaitu I-Spec A, I-Spec B, I-Spec II, dan I-Spec EV, yang tidak kompatibel satu dengan yang lain, perlu tambahan aksesoris/adaptor agar tuas rem/shifter bisa dipasang pada clamp yang sama.

Perhatikan juga diameter untuk clamp tuas rem. Ikuti ukuran clamp tuas rem yang lama, atau ukur diameter tempat clamp akan dipasang. Jangan sampai tertukar dengan ukuran diameter handlebars yang dipakai untuk stem. Sepeda gunung, sepeda balap, sepeda lipat umumnya memiliki diameter handlebars yang lebih besar pada bagian stem dibandingkan dengan bagian clamp tempat rem/shifter/dropper seat post dipasang (grip area).

Ukuran/diameter clamp tuas rem yang paling umum untuk sepeda gunung, BMX, sepeda lipat adalah 22.2mm (7/8″); sedangkan untuk sepeda balap diameter clamp 23.8mm. Untuk ukuran handlebars oversize ukuran clamp bisa jadi 26.0mm atau 31.8mm.

Tuas rem shimano i spec dan sram double tap
Tuas rem shimano i spec dan sram double tap

Sepeda balap mempunyai pilihan tuas rem yang lebih beragam lagi, karena road bike mempunyai banyak jenis handlebars. Tersedia pilihan untuk handlebars drop (melengkung), flat (datar) atau TT (Time Trial). Kebanyakan tuas rem sepeda balap sekarang sudah menyatu dengan shifter, yang disebut brifter. Jangan lupa untuk memilih jenis tuas rem hidrolik atau kabel, sesuai dengan caliper yang kita gunakan.

Ketika membeli tuas rem sepeda baru, biasanya sudah dalam posisi siap pasang. Rem depan untuk dipasang di sisi kiri stang, dan rem belakang di sisi kanan stang. Bagi yang ingin merubah posisi rem depan-belakang ke kanan-kiri, harus menyiapkan tambahan tool bleeding dan brake fluid untuk rem hidrolik.


Beberapa rekomendasi merk disc brake yang sudah diakui kualitasnya secara global seperti: Shimano, SRAM, Campagnolo, Hope, Avid, Magura, Tektro, Hayes, memiliki banyak komponen, brake set dan tingkatan rem sesuai dengan harganya.

Tidak semudah membelinya, memilih rem cakram tidak selalu berdasarkan harga yang paling murah atau paling mahal. Kompabiliti, jenis dan gaya bersepeda kita harus dipertimbangkan untuk mendapatkan rem yang ideal. Dan memakaikan rem cakram tidak berarti sepeda yang lebih baik, tetapi melatih teknik mengerem sepeda yang efektif akan membantu performa bersepeda yang lebih baik.

Jika ada tambahan informasi untuk pemilihan rem cakram sepeda, silahkan komentar di bawah.