Boost dan Super Boost, jenis hub roda baru yang mungkin akan menjadi standard. Dulu, sebagian besar standar hub roda sepeda gunung adalah 135mm QR di belakang, dan 100mm QR di depan, kecuali sepeda gunung DH (Down Hill). Kemudian pada akhir 2000-an ketika hub standard dan QR (Quick release) sudah hampir mencapai batas performanya, Thru Axle (TA) mulai diperkenalkan dan mulai menggeser QR. Kehadiran TA menandai diperkenalkannya as roda depan 100 × 15 dan as roda belakang 142 × 12. Standard baru ini menawarkan peningkatan untuk pengendalian/kontrol dan stabilitas sepeda.
Ukuran Hub Roda
Pada saat yang sama, roda yang lebih besar 29 ″ dan 27,5 menjadi lazim dan menggeser roda berdiameter 26″ sebagai pilihan utama ukuran roda. Produsen drivetrain juga mulai bergerak dari triple chainring ke arah drivetrain double chainring (2x) dan single chainring (1x). Pesatnya perkembangan roda 29″ /27.5 ″ membuat desain roda dan frame sepeda memerlukan penyesuaian desain. Roda yang lebih besar ketika dipasangkan dengan komponen untuk 26” lebih susah untuk mendapatkan kestabilan dan performa yang lebih baik.
Untuk mendapatkan performa optimum dengan komponen yang lebih lebar dan besar, standar Boost diperkenalkan. Sehingga dengan hub yang lebih lebar, lebih banyak ruang untuk menyesuaikan komponen yang lebih banyak atau lebih besar. Dengan membuat as roda depan 10mm lebih lebar, dan belakang 6mm lebih lebar standar baru menjadi 110 × 15 di depan, dan di belakang 148 × 12, yang dinamakan Hub Boost.
Hub Boost
Hub yang lebih lebar ini menopang roda yang lebih kuat dan kaku pada ukuran roda yang lebih besar. Hub yang lebih lebar juga dioptimalkan untuk menangani drivetrains baru 10, 11 dan 12 speed, serta single chainring yang semakin banyak dipakai.
Ukuran hub yang lebih lebar memungkinkan dishing jari-jari sepeda yang lebih simetris pada roda sekaligus mengakomodir cassette dengan sprocket yang lebih banyak. Hub Boost dengan cepat akan menjadi standar baru dan menggeser keberadaan hub 142/100 dalam beberapa tahun.
Jika kita lihat sepeda-sepeda keluaran terbaru di Indonesia, sudah mulai semakin banyak yang memakai hub Boost. Seperti United Clovis 8.00, United Epsilon T6, Pacific Skeleton 5.0, Pacific Armour 800, Polygon Xtrada 6, Siskiu D7, Thrill Richocet T140, Thrill Fervent Elite, dan lainnya.
Untuk sepeda balap memang masih belum ada produk lokal yang memakai hub Boost, tetapi sepeda balap luar yang memakai Boost seperti Focus PARALANE², dengan roda berukuran 700x33C.
Untuk melihat mtb ataupun roadbike lokal terbaru yang memakai hub Boost, lihat di link ini : Sepeda dengan hub Boost.
Hub Super Boost
Inovasi sepeda tidak berhenti sampai disitu. Kalau hub lebar 148mm memang lebih baik, kenapa tidak diperlebar lagi? Hasilnya adalah hub yang lebih lebar lagi dari hub Boost, dinamakan Super Boost. Super Boost adalah hub roda belakang yang memiliki lebar 157mm. Istilah Super Boost juga kadang disebut sebagai Super Boost Plus (+).
Hub roda dengan lebar 157mm sebenarnya bukan barang baru. Sepeda gunung DownHill/Gravity sudah lama memakai hub dengan lebar 157, karena memang dianggap lebih kokoh untuk sepeda Downhill yang sangat agresif menghadapai permukaan jalan yang bergelombang, dan perlu kontrol yang lebih kaku.
Kalau kita lihat pada roda belakang hub standard 142mm, kemiringan jari-jari roda tidak sama antara kiri dan kanan. Flange atau bagian dari hub roda yang menonjol pad hub tempat berdirinya jari-jari tidak berada pada posisi yang simetris terhadap posisi roda yang berada di tengah frame sepeda. Hal ini karena hub roda belakang harus mengakomodir posisi cassette, sehingga jari-jari di sisi kanan (drive side) akan lebih tegak dibandingkan sisi kiri (non-drive side).
Hub Super Boost yang lebih lebar, bisa menggeser posisi flange (tonjolan/sirip) dengan perbandingan jarak 60%:40% (proporsi kiri : kanan) sehingga penyebaran tegangan dan kekuatan jari-jari dianggap lebih seimbang. Penjelasan yang masuk akal, tetapi seberapa besar pengaruhnya terhadap performa sepeda, belum ada perhitungan yang menjelaskannnya secara kuantitatif. Perbedaaan hub 157 DH dengan Super Boost adalah posisi flange Superhub yang lebih keluar untuk mengakomodir sudut jari-jari yang lebih seimbang.
Hub Roda | Lebar Roda Depan | Lebar Roda Belakang |
Biasa | 100 mm | 142 mm / 135mm |
Boost | 110 mm | 148 mm / 141mm |
DH | 157 mm | |
Super Boost | 157 mm |
Boost vs Super Boost
Hub yang lebih besar (Boost dan Super Boost), tidak bisa dipasang pada frame sepeda dengan hub standard (100 mm depan atau 142mm/130mm belakang). Hub harus kompatibel dengan bentuk frame dengan ukuran yang sama. Frame sepeda Boost dan Super Boost akan lebih lebar, hal ini memberikan keuntungan untuk memakai ban yang lebih lebar juga. Pada MTB dengan hub 142mm, pemakaian ban yang lebar (2.5″) seringkali menyisakan hanya sedikit ruang antara ban dan frame. Sehingga kadang lumpur dan tanah yang menempel pada ban akan berkumpul di sekitaran frame dan bahkan bisa mengakibatkan ban macet. Hub yang lebih lebar dan frame yang lebih lebar memberikan tire clereance (gap/celah) yang lebih besar terhadap frame. Sehingga pada pemakaian ban yang lebih lebar sekalipun, masih tersisa ruang yang cukup. Frame sepeda Super Boost diklaim dapat menerima ban sampai lebar 3.25″ tanpa masalah.
Chainline sepeda atau kelurusan rantai sepeda antara chainring dengan sprocket juga akan terbantu. Pada cassette 12 speed, keterbatasan frame sering kali membuat posisi chainline yang tidak ideal. Chainline yang sempurana/ideal adalah jarak titik pusat frame ke titik pusat chainring sama dengan jarak titik pusat frame ke titik pusat cassette.
Baik Hub Boost dan Super Boost akan memerlukan chainring lebih keluar untuk mendapatkan rantai yang lebih lurus. Akibatnya adalah nilai chainline dan Q-Factor yang lebih besar.
Sehingga memakai chainring dengan chainline standard pada hub Boost atau Super Boost akan menghasilkan chainline yang miring dan jauh dari ideal. Perlu penyesuaian dengan penambahan washer dan lainnya, atau mengganti chanring khusus untuk hub yang sesuai.
Q-Factor menyatakan jarak atau kelebaran posisi tapak kaki pada saat menekan pedal sepeda. Posisi terkuat adalah ketika kaki menekan lurus dari atas ke bawah, bukan menekan miring. Q-Factor yang semakin besar, membuat posisi kaki semakin membuka keluar. Setiap orang bisa memiliki batasan yang berbeda tergantung postur dan bentuk tulang kaki, atau kenyamanannya sendiri. Sebagai pembanding, sepeda fat bike (sepeda roda besar), mempunyai posisi kayuhan kaki yang tidak natural, karena ban, hub, dan Q-faktor yang terlalu lebar. Sepeda fat bike bisa menggunakan hub dengan lebar atau offset sampai 170-190mm. Super Boost mempunyai lebar hub 157mm, membuat design pedal juga harus mengakomodir Q-Factor agar kaki masih dalam posisi yang ideal dan optimum ketika akan menekan pedal sepeda.
Jika Hub 157 DH sudah terpakai lama dan terbukti memberikan pengaruh yang lebih baik pada sepeda DownHill, maka seharusnya Super Boost juga bisa memberikan keuntungan yang tidak jauh berbeda. Para produsen sepeda dan komponen sepeda juga menyikapi Super Boost dengan pro kontranya masing-masing. tetapi benang merahnya adalah mereka membutuhkan support dari komponen lainnya yang mendukung, agar teknologi ini bisa berkembang karena kompabilitasnya yang lebih fleksibel.
Boost 141 (Boost QR)
Lantas, apa itu Boost 141? Standard Boost 141 tidak/belum terlalu banyak dipakai di sepeda, ada Scott Scale 960, Trek Roscoe yang sudah memakai hub dan frame Boost QR 5x141mm.
Groupset Shimano Deore terbaru M6100 juga memiliki pilihan hub OLD 141 dengan QR, begitu juga dengan groupset Shimano Tiagra untuk sepeda balap yang juga memiliki pilihan hub TA 142 atau QR 141mm. Tetapi pada groupset yang lebih tinggi seperti Shimano SLX dan Shimano 105 ke atas, jenis hub 141 QR ini tidak ada. Hub ini cenderung lebih dipakai pada sepeda gunung atau sepeda balap level menegah ke bawah. Dan ketersediaan komponen untuk frame dan hub 141 QR masih belum banyak ditemui.
Jika Hub Boost yang umum ditemui adalah 148mm dengan as Thru Axle, maka sebenarnya hub Boost 141 adalah hub Boost 148 yang memakai as QR (yang lebih kecil). Body hub Boost dan 141 sama saja, yang membedakan adalah end cap atau penutup sampingnya.
Hub Boost 141 memakai end cap yang lebih pendek, dan lubang as yang lebih kecil agar bisa mengakomodir QR. Pada Beberapa jenis/merk hub seperti Hope dan DT Swiss tertentu, end cap ini bisa dicabut dan diganti, sehingga kita bisa memasang end cap untuk Thru Axle (dipakai di frame Boost 148 mm), atau memakai end cap QR (dipakai di frame Boost 141 mm).
Konsep yang sama juga dengan hub 142 TA dengan hub 135 QR, bisa ditukar-tukar dengan memakai konverter, termasuk konverter untuk ukuran as (axle) nya.
Frame sepeda Boost 141 juga berbeda, memiliki lebar dan dropout yang berbeda dengan frame sepeda 130mm, 135mm, 142mm, 148mm, dan 157mm. Frame tidak bisa/lebih susah untuk diganti, jadi pemilihan hub harus sesuai dengan frame. Kecuali jika kita bisa mencari/membuat adapator atau konverter yang bisa membuat hub roda yang berbeda di pasang di frame itu, tetapi pilihan atau ketersediaan konverter hub ini tidak mudah didapat dan juga tidak murah harganya.
Jadi Boost 141 QR ini menggabungkan kelebihan bentuk roda Boost untuk hub flange atau posisi jari-jari yang lebih landai untuk roda yang lebih kuat, dan posisi chainline yang lebih lurus untuk performa rantai dan drivetrain yang lebih baik. Tetapi sekaligus juga mengambil kelemahan dari kedua jenis hub itu.
Standard dan teknologi baru memang memberikan pilihan yang lebih luas dan alternative bagi pesepeda untuk mengoptimalkan sepedanya, asal tahu cara kerja dan fungsinya. Tetapi juga menambah keruwetan kompabiliti sepeda yang sudah kompleks. Boost sudah terbukti dan banyak dipakai, tetapi apakah Super Boost juga akan segera menyusul? Sekarang kita mungkin merasa kalau hub super boost terlalu besar, tetapi nanti kita lihat apakah kita akan ikut termakan oleh trend ini.
terimakasih informasinya om
Frame mtb yg sudah menggunakan teknologi super boost apa saja ya?
Sy punya frame fullsus dg TA 142, tapi ketika dicoba dipasang FH 148 (boost) ternyata bisa terpasang tanpa meregangkan frame cuma mungkin TA nya jadi kurang panjang karena drat TA yg masuk ke lubang frame hanya sedikit, apakah dengan mengganti dg TA yg lebih panjang (148) tidak akan berpengaruh secara teknis?
Halo bro,
Pakai frame apa ya? Iya, karena hub yang masuk hub 148, artinya frame sudah melebar sendiri, jadi as 142 kurang panjang.
Iya, supaya dratnya mengunci full, harus ganti ke as yang 148mm juga.
Tapi dilihat-lihat aja framenya bro, jangan sampai ada yang bengkok atau melengkung.
Trims.
Frame transition patrol 2 (mungkin keluaran 2016/2017)
Oke thx infonya.
Thanks infonya min, saya sekarang paham mengapa FH QR Non-Boost 142 tapi kalau Boost jadi 141. Ternyata dia turunan/setipe dengan Boost 148 TA.
Tapi saya mau tanya nih min, untuk make sure aja. Spesifikasi frame sepeda saya QR Boost, itu berarti pakai FH Boost 141 ya?
Iya betul, QR Boost itu sama dengan FH 141.
Pilihan hub QR Boost jarang, bisa pakai hub 148 yang penutup (end cap) sampingnya bisa diganti dengan end cap QR, maka jadi QR141.
Thx.
Frame QR menggunakan free hub microspline untuk groupset Shimano 12 speed, ini baru bermasalah. Crankset 12 speed M6100, M6120 dan lainnya memiliki chainline 52mm dan 53mm.
Effeknya adalah rantai akan turun ketika crank diputar mundur ketika di 51T. Cukup merepotkan dan beresiko pulley RD nyangkut di sprocket –> RD patah.
Iya betul, mantap informasinya bro!
Karena crank juga punya spesifikasi chainline dan O.L.D tertentu yang disupportnya.
Terima kasih.
Salah satu trick marketing. Karena inovasi yg melambat maka dibuatlah teknologi “Baru” utk diaplikasikan ke kelas trail/Enduro yg sebenarnya itu sdh lama dipakai di kelas DH. Dengan demikian variasi produk bisa dibuat, frame baru mengadopsinya, menjadi trend Baru. Sehingga demand tetap Ada.
Betul gan, kita ini kadang cuma jadi korban marketing aja..
Thx masukannya.
Sebenarnya untuk penggunaan biasa (mtb dipakai di jalan aspal) perbedaan jenis hub ini tidak akan terasa perbedaannya. Sepeda-sepeda lama dengan teknologi lawas pun masih dapat digunakan dengan baik tanpa gimmick teknologi macam-macam. Keberadaan standar atau teknologi baru lebih banyak dirasakan manfaatnya buat para entusias atau altet yang sangat memperhatikan detail sepedanya untuk menunjang performanya di lintasan.
Siip, makasih tambahan masukannya!