Bersepeda sendiri memang menyenangkan, tetapi bersepeda dalam group ternyata lebih efektif dan efisien, kenapa?
Ketika bersepeda dalam group/rombongan (peloton), grup dapat bertahan dan survive dalam menghadapi medan yang sangat berat dan panjang, yang sepertinya tidak mungkin dilakukan sendirian. Walaupun dalam grup sepeda itu teridir dari pemula (newbie), tetapi dengan teknik dan formasi yang tepat, bersepeda dalam grup, beban menjadi lebih ringan. Sebaliknya, teknik yang salah dalam peloton sepeda, akan membuat bersepeda lebih sengsara, lebih cepat capek, dan rawan kecelakaan. Sehingga anggota peloton sepeda perlu untuk menguasai teknik paceline dan slipstream atau drafting. Dan ini adalah salah satu teknik bersepeda yang penting untuk dikuasai oleh semua pesepeda.
Teknik paceline ini tidak hanya untuk balapan sepeda, tetapi akan berguna bagi grup sepeda yang ingin bersama-sama menaklukkan sebuah perjalan dengan cepat, efektif dan aman. Paceline efektif untuk dilakukan biasanya ketika bersepeda pada jalan raya, lebih baik lagi pada jalan raya yang sepi dan lebar. Bersepeda gunung tentu saja susah untuk mempraktekkan paceline, karena jalan yang bergelombang, dan perubahan kecepatan akibat perubahan bentuk jalan tidak akan membuat sebuat formasi yang utuh dan efektif.
Paceline
Paceline adalah formasi barisan sepeda, sepeda-sepeda bergerak bersama dalam jarak yang berdekatan, pada satu atau dua baris.
Echelon mengacu pada satu barisan atau shaft dalam paceline.
Tujuannya adalah untuk menghemat tenaga sehingga dapat bersepeda dengan lebih cepat atau lebih jauh, daripada bersepeda sendirian (solo ride). Mengurangi hambatan udara adalah salah satu fator penting untuk meingkatkan kecepatan sepeda.
Paceline adalah tentang team, grup bisa menjadi sekuat pesepeda terkuat, atau selemah pesepeda terlemah.
Paceline bisa terdiri dari satu atau dia baris (echelon). Tiga baris jarang dilakukan, terutama pada jalan umum, karena lebih tidak efektif dan lebih berpotensi untuk bersenggolan, kecuali dilakukan pada jalan yang memang sudah disterilkan khusus untuk kegiatan bersepeda. Paceline tidak hanya sekedar berbaris rapi, tetapi yang lebih penting adalah pergerakan anggota peloton dalam perjalanannya.
Teknik Paceline
Ada empat jenis teknik paceline yang memiliki tujuan yang berbeda-beda, yaitu:
Single Paceline atau satu baris lurus
Formasi bersepeda yang paling dasar dan simple, jenis paceline lainnya adalah variasi dari formasi ini. Formasi ini terdiri dari satu barisan yang lurus, dengan seorang pesepeda di depan menjadi pemimpin jalan, yang lain mengikuti dari belakang. Pesepeda paling depan tidak hanya sebagai penuntun jalan, tetapi juga untuk membelah angin, dan penahan laju angin, sehingga pesepeda di belakangnya lebih tidak terpapar terhadap dorongan angin dari depan. Jarak adalah kunci agar teknik ini bisa efektif, jarak yang terlalu jauh antara pesepeda dalam barisan akan membuat menjadi sama saja pada semua orang dalam rombongan. Jarak yang terlalu dekat bisa meningkatkan potensi kecelakaan akibat bersenggolan. Fokus dan komunikasi harus selalu dijaga, gerakan tangan dan suara bisa membantu sebagai aba-aba dalam gup ini.
Pesepeda terdepan pastinya akan mendapatkan beban yang paling berat, sedangkan pesepeda di belakangnya, terutama yang persis dibelakang yang terdepan akan mendapatkan keringanan beban yang palign signifikan. Ketika pesepeda yang terdepan sudah kelelahan, maka dia perlu berpindah ke belakang, dengan berpindah ke samping barisan, mengurangi kecepatannya, dan masuk ke posisi paling belakang barisan. yang tadinya ada di posisi kedua akan menjadi pimpinan dalam group. Pemimpin dalam barisan menjadi sangat penting untuk tetap bisa menjaga kecepatan, dia harus selalu cepat, tidak boleh lambat, agar rombongan juga bisa bergerak cepat. Ketika sudah capek, harus mundur ke belakang, beban tidak untuk ditanggung sendirian tetapi ada banyak pesepeda lain di dalam rombongan yang siap untuk menanggung beban.
Pada pesepeda pemula, rombongan yang terdiri dari dua sampai lima sepeda adalah jumlah yang ideal untuk berlatih paceline. Bagi pesepeda yang sudah terlatih, membuat paceline dengan jumlah 15 orang pun masih bisa dilakukan dengan efektif dan aman.
Double Paceline / Dua baris
Teknik dua barisan lebih menyenangkan, karena bisa sambil bersosialiasi dan berbincang-bincang dengan rekan di sebelah. Pengaturan pemimpin dan pergerakan dalam barisan sama dengan formasi satu baris, ketika yang terdepan sudah mulai lelah, dia perlu pindah ke belakang dengan berpindah posisi ke sebelah kiri dan kanan barisan.
Metode ini banyak dipakai pada latihan pembalap pro, dengan formasi yang rapat, yang bisa terdiri dari 20 sampai 24 pesepeda. Juga untuk balapan sepeda, tidak hanya mendapatkan keuntungan drafting dan penghematan tenaga (Watt), tetapi juga kita bisa melihat dan termotivasi memacu sepeda mengikuti pesepeda di sebelah.
Dalam sebuah group, pasangan yang sejajar sebaiknya diatur memiliki kekuatan yang seimbang, sehingga rotasi pemimpin dapat berjalan dengan lancar, dan ritme kecepatan sepeda yang konstan. Jika pasangan memiliki kekuatan yang jauh berbeda, maka potensi kecepatan dari pesepeda yang kuat tidak akan didapatkan, atau malah jadinya rotasi formasi tidak seimbang.
Paceline dua baris memerlukan area yang lebih lebar, karena ketika yang depan berpindah, perlu ada area yang cukup di sebelah kiri dan kanan barisan. Ketika tidak memungkinkan, seperti menemui jalan yang sempit, maka formasi bisa berubah menjadi satu baris, dan kembali lagi menjadi formasi dua baris ketika jalan sudah lebar lagi.
Circular Paceline (baris berputar)
Teknik circular paceline ini lebih sulit, memerlukan kemampuan kontrol dan kendali sepeda yang baik dan presisi. Formasi ini mirip dengan formasi dua baris, tetapi pergerakannya membentuk perputaran satu arah.
Formasi circluar paceline ini adalah formasi yang sangat baik jika dipakai pada kondisi angin yang sangat kencang, dimana pesepeda terdepan akan cepat kelelahan. Formasi ini juga cocok untuk grup besar yang mengejar waktu.
Formasi ini terdiri dari dua baris, dengan satu baris (echelon) merupakan jalur cepat, dan satu baris lainnya sebagai jalur lambat. Pesepeda terdepan, ketika berpindah bergerak ke kiri, masuk ke posisi terdepan di jalur lambat. Pesepeda di posisi paling belakang jalur lambat akan berpindah ke posisi terbelakang jalur cepat, dan mulai berakselerasi. Pesepeda yang terdepan tidak perlu berlama-lama di posisi itu, cukup untuk beberapa detik atau sekitar 60 putaran pedal sebelum pindah ke jalur lambat. Dengan begitu kekuatan pemimpin peloton akan terus terjaga dalam melawan angin yang sangat kuat itu.
Perlu konsentrasi tinggi agar perputaran fromasi bisa berjalan mulus dan konstan. Kegagalan salah seorang dari rombongan, akan merusak irama dan kecepatan rombongan secara keseluruhan. Komputer sepeda dengan speedometer bisa membantu untuk mempermudah menjaga kecepatan, sehingga tidak merusak ritme pada sebuah formasi yang dinamis.
Faktor lain yang perlu diperhatikan juga adalah, ketika berpindah dari jalur cepat ke lambat dan sebaliknya. Ketika kita berada di posisi terdepan di jalur cepat, mulai kurangi kecepatan dan bersiap pindah ke jalur lambat ketika ban sepeda belakang kita sudah hampir sejajar dengan 1/4 panjang ban depan sepeda terdepan di jalur lambat.
Ketika kita berpindah posisi ke posisi paling belakang di jalur cepat, mulai berakselerasi di jalur cepat ketika ban sepeda depan sudah hampir sejajar dengan bottom bracket sepeda yang paling belakang di jalur lambat. Dengan begitu, pesepeda dari jalur lambat yang akan pindah ke jalur cepat akan mempunyai ruang yang cukup untuk berpindah, dan tidak membuat formasi yang semakin panjang.
Crosswind / Offset Paceline
Teknik croswind merupakan teknik paceline yang paling susah, paling berbahaya, dan paling menyenangkan. Crosswind paceline adalah teknik circular paceline yang beradaptasi atau bergerak mengikuti pergerakan angin. Jika pada circular paceline berbaris mengikuti arah jalan, crosswind paceline berbaris sejajar ke arah yang datang dari depan. Angin di depan area bersepeda beda datang dari arah yang berubah-ubah, sejajar jalan, dari kiri atau kanan jalan. Konsepnya adalah pesepeda di belakang sepeda terdepan bergerak untuk memaksimalkan drafting , dimana posisi itu adalah posisi yang berlawanan arah dengan angin yang datang dari depan.
Rotasi pemimpin peloton sama dengan circular paceline, hanya bergerak dengan arah mengikuti bentuk dari barisan, bisa miring terhadap jalan. Semua sepeda bergerak mengikuti arah jalan, hanya fromasinya saja yang menyilang jalan. Jalur cepat dan jalur lambat tidak sejajar dengan jalan, bisa menyilang di jalan mengikuti arah angin, sehingga memerlukan orientasi yang baik di antara pesepeda untuk tetap menjaga formasi yang utuh.
koordinasi timing, kontrol, dan koordinasi harus sempurna, mengurangi kecepatan sambil mengarahkan sepeda agar tetap terjaga dalam formasi bukanlah hal yang mudah.
Teknik crosswind paceline biasanya dipakai pada balapan sepeda pro, karena jalan biasanya sudah dikhususkan untuk jalur sepeda, sehingga sepeda bebas bergerak menyilang jalan tanpa mengkhawatirkan lalu lintas.
Tips dan Trik Paceline
Bersepeda dengan orang banyak dengan irama yang sama tidaklah mudah, ada beberapa hal yang harus dijaga, dan etika bersepeda yang harus dipahami bersama, sehingga tidak menimbulkan kerancuan diantara pesepeda.
Berikut beberapa tips untuk menjaga keharmonisan ketika bersepeda dalam paceline peloton.
- Selalu fokus pada jalan dan pesepeda di sekitar.
- Jika kelelahan, posisikan sepeda di belakang, beritahu kepada grup, dan berikan ruang untuk rotasi pada group.
- Jangan pernah bermanuver mendadak, hindari kejutan untuk menghindari kecelakaan.
- Pesepeda pada posisi kedua dari depan adalah orang paling tepat untuk memberi komando, karena posisinya paling baik untuk mengamati ke dapan sekaligus ke belakang. Dia juga bisa melihat jika posisi pertama (pemimpin) sudah mulai lelah, sehingga bisa mengarahkan supaya mulai rotasi. Pesepeda terdepan biasaya tidak begitu mengawasi sepeda di sampai ke belakang, jadi pesepeda posisi kedua lebih menguntungkan secara team untuk memberi aba-aba untuk menjaga ritme grup.
- Jika rintangan di depan jalan, beri peringatan kepada semua orang, antisipasi dari jauh dan hentikan sepeda dengan pelan, sehingga semua anggota mempunyai waktu yang cukup untuk memperlambat dan mengarahkan sepedanya.
- Jaga jarak barisan, jangan pernah pada posisi yang bersampingan (overlap) dengan sepeda di depan atau belakang pada satu barisan, dan ikuti irama kayuhan (cadence) grup.
- Ketika jalan menanjak, ada pesepeda yang harus gowes sambil berdiri. Ketika berubah posisi dari duduk ke berdiri, sepeda biasanya sedikit melambat atau bahkan bisa mundur kalau dalam posisi pelan, hal yang berbahaya bagi pesepeda di belakang. Untuk menghindari atau mengurangi risiko ini, mulailah berdiri ketika kaki terkuat mengayuh pedal ke bawah, dan segera kayuh sepeda lebih kuat dan cepat lagi ketika posisi sudah berdiri, hal ini untuk menjaga momentum sepeda agar tidak berkurang dan mendapatkan kecepatan yang konstan.
ini artikel terkeren yang saya pernah datangi, membahas tentang dunia sangat infromatif…recommended banget untuk kalian.. terima kasih admin.. sukses selalu