Elevated chainring adalah rangka sepeda dengan posisi chainstay yang lebih tinggi dari pada bottom bracket. Dengan posisi chainstay yang lebih ke atas, lebih banyak ruang pada jalur rantai sepeda, yang bisa dimanfaatkan untuk modifikasi komponen penggerak sepeda.
Sepeda Elevated chainstay atau kadang disebut e-chainstay sempat populer di awal-awal 1990an. Bukan jenis sepeda musiman, tetapi memang ada kelebihan dan kekurangan dari elevated chainstay yang membuat pemakaian rangka sepeda biasa masih belum tergantikan.
Perkembangan teknologi untuk material komponen sepeda, dan modifikasi struktur rangka, membuat rangka elevated chainstay yang lebih baik. Contoh sepeda baru yang memakai elevated chainstay, contohnya: Thrill Oust T120 dan Thrill Oust T120 Elite keluaran 2020.
Keterbatasan dan masalah pada chainstay normal
Elevated chainstay muncul karena dirasa ada keterbatasan dan masalah pada bentuk chainstay yang datar dan sejajar dengan chainring/bottom bracket, seperti:
1. Chain slap
Banyak sepeda yang memakai tambahan chainstay protektor, chain tensioner, terutama pada sepeda gunung yang bersepeda di medan yang bergelombang. Pada jalan yang tidak rata, rantai sepeda akan terayun-ayun naik dan turun, menghantam chainstay, membuat suara yang berisik dan menggores chainstay akibat gesekannya.
2. Ukuran chainring
Terutama pada sepeda lipat yang suka memakai single chainring sangat besar seperti ukuran 50T, 52T ke atas, seringkali ukuran chainring yang besar akan mentok pada chainstay. Salah satu solusi untuk memakai ukuran pada sepeda lipat atau sepeda lainnya adalah dengan menambah lebar as/spindle crank, dengan memakai bottom bracket kotak yang lebih lebar, atau menambah spacer pada bottom braket Hollowtech II. Sehingga posisi chainring lebih keluar dan tidak mentok di chainstay.
Tetapi menambah lebar crank, akan mempengaruhi chainline dan Q Faktor, posisi kaki yang menginjak pedal juga akan semakin lebar, bisa mempengaruhi kekuatan kaki sebenarnya, karena mengubah posisi otot kelurusan kaki terhadap pedal.
3. Chain rub /chainstuck
Masalah lain yang mungkin terjadi adalah gesekan rantai sepeda pada chainring terhadap chainstay. Pada situasi tertentu, rantai di chainring juga bisa menggesek chainstay bagian depan. Hal ini tidak saja mengurangi kefektifan kayuhan, tetapi bisa juga mengakibatkan rantai yang menyangkut dan terjepit (chain stuck) di chainstay. Ada juga yang memakai chainstay protektor untuk chainstay bagain depan, untuk mengurangi lecet pada chainstay.
4. Keterbatasan ukuran roda dan ban
Posisi chainstay yang sejajar dengan bottom bracket, juga mengakibatkan ruang yang lebih sempit, sehingga kita tidak bisa mengganti atau mengupgrade ban/roda ke ukuran yang lebih lebar. Ketika kita memaksakan memakai ban yang lebih lebar, maka ban akan tergesek pada chainstay.
Beberapa merk mencoba mengatasi ini dengan bentuk chainstay yang lebih melengkung/melebar agar muat dipasang ban yang lebih lebar.
Kelebihan elevated chainstay
Secara penampilan, memang sepeda elevated chainstay terlihat berbeda dari sepeda biasa. Ada yang suka, ada yang tidak, mungkin terlihat sedikit aneh, atau terkesan retro. Tetapi secara performa, elevated chainstay akan menghasilkan sepeda yang berbeda.
1. Tidak ada chainslap
Dengan posisi yang lebih tinggi, maka ayunan rantai sepeda tidak akan kena ke chainstay. Bisa dikatakan rangka dengan elevated chainstay bebas dari chainslap, dan tidak perlu memasang chainstay protektor.
2. Chainring bebas ukurannya
Begitu juga dengan ukuran chainring, lebih bebas memakai ukuran chainring yang lebih besar atau lebih kecil. Tidak ada kemungkinan chainring mentok, atau posisi rantai yang menabrak chainring. Pengaturan FD juga akan lebih fleksibel.
3. Roda bisa memakai ban yang lebih lebar dan besar
Salah satu alasan utama banyak yang memakai elevated chainring adalah agar bisa memakai ban yang lebih lebar dan besar. Ban ukuran 27.5+ atau 29+ yang lebih ganas untuk medan offroad, memerlukan ruang yang lebih lebar pada frame sepeda.
Bukan berarti semua ban lebar bisa dipasang, tetapi rangka sepeda e-chainstay memperbesar batasan lebar dan ukuran ban yang bisa dipasang pada sepeda.
4. Chainstay lebih pendek
Dengan memposisikan chainstay lebih ke atas, maka panjang chainstay akan lebih pendek. Walaupun tidak selalu, hal ini juga bisa membuat wheelbase lebih pendek. Dengan bagian dan bentuk segitiga rangka belakang yang lebih pendek, akan mempengaruhi sepeda lebih responsive, cornering, dan lebih mudah menanjak.
Bahan dan material untuk chainstay yang lebih pendek/sedikit juga akan meengurangi berat sepeda.
5. Mengurangi lumpur yang menyangkut
Dengan ruang yang lebih besar pada bagain bawah rangka, akan membantu akan sedikit membantu lumpur, rumput yang biasanya tersangkut di chainstay. Sehingga membuat ban perputar lebih bebas pada jalan berlumpur.
Kekurangan elevated chainstay
Dengan kelebihan-kelebihan itu, kenapa elevated chainstay tidak banyak dipakai? Ada beberapa alasan utama kenapa elevated chainstay tidak/belum bisa menggantikan chainstay normal
1. Bottom bracket
Pada sepeda dengan rangka elevated chainstay, akan meninggalkan bottom bracket hanya ditopang oleh dua tube, yaitu down tube dan seat tube. Pada sepeda biasa, bottom bracket juga terhubung dan ditopang oleh chainstay.
Bottom bracket ini semacam ruang mesin, menerima beban yang terbesar dari kayuhan kaki dan pedal. Sehingga pada sepeda dengan elevated chainstay, posisi bottom bracket lebih mudah untuk goyang, bahkan bengkok.
2. Kekuatan frame
Begitu juga dengan hub roda belakang, bentuk rangka sepeda biasa yang berbentuk diamond atau jajaran genjang membuat sepeda lebih kaku dan kokoh. Tube-tube rangka pada elevated chainstay tidak saling sambung, sehingga secara struktur lebih lemah, dan dan tidak sekaku/rigid dari frame sepeda biasa.
Elevated chainstay modern
Kumunculan sepeda gravel, yang memakai konsep dan rangka sepeda balap, tetapi juga nyaman untuk jalan offroad, akan lebih enak memakai ban yang lebih lebar. Biasanya ban gravel memakai ban 650B/700C dengan lebar 35mm ke atas. Begitu juga dengan sepeda gunung yang mau memakai ban 27.5 plus atau 29 plus.
Para desainer sepeda harus membuat elevated chainstay klasik yang tidak terlalu mengurangi kekuatan struktur sepeda. Dihasilkan sepeda dengan elevated chainstay, dengan hanya satu sisi chainstay yang terangkat. Chainstay yang lebih tinggi tentu saja pada bagian drivetrain, yang berhubungan dengan rantai. Sedankan pada sisi kiri (non-drive side), chainstay tetap seperti biasa, menjaga kekuatan struktur sepeda.
Sepeda elevated chainstay modern akan mempunyai bentuk chainstay yang tidak simetris (asymetric chainstay). Untuk mendapatkan kelebihan chainstay yang lebih tinggi, tetapi juga tidak banyak mengurangi kekuatan struktur rangka sepeda.
Dengan bentuk frame seperti ini, sepeda gravel tidak harus memiliki frame yang bongsor atau lebar, dengan hub Boost. Tetapi masih bisa memakai frame yang relatif ramping agar lebih aerodinamis, tetapi bisa dipasangkan ban yang lebih besar untuk kenyamanan offroad.
Sepeda lokal premium lain yang juga memakai elevated chainstay seperti sepeda-sepeda MTB Downhill Polygon Xquarone yang sudah mendunia, harga sepedanya dari 50 sampai 100 juta. Xquareone memakai sistem rangka NAILD R3ACT, yang mengkombinasikan sistem rangka full suspensi yang modern dengan elevated chainstay.
Bagaimana menurut kamu tentang sepeda elevated chainstay? Apakah lebih bagus atau tidak?
ini artikel terkeren yang saya pernah datangi, membahas tentang dunia sangat infromatif…recommended banget untuk kalian.. terima kasih admin.. sukses selalu
min tolong buat artikel jenis/merk dan tingkat keamanan gembok sepeda dong. jarang ada yang niat ngulas hal sepenting itu. tengs sebelumnya.
Oke, sarannya ditampung bro.
Teng juga.